Thursday, November 27, 2014

Menulis hujan

Jadi kondisinya saat ini gue lagi tiduran sambil  bertelanjang dada di kamar kosan gue yg ga seberapa besar tapi nyaman luar biasa. Di sudut kamar masih nempel bendera FC Nantes, klub sepakbola yang gue suka tapi ga gue fanatikin. oke itu intermezzo aja. Kondisi di luar lagi turun hujan dengan suaranya yg bener bener khas. Yg walaupun udara ga panas, ini kipas di kamar gue tetep aja ga gue matiin. Sebenernya ini aga dingin sih mengingat suhu yang turun karena hujan ditambah kipas angin, plus gue yg ga pake baju. Oke ini salah satu kondisi mager gue yg bener bener males gerak yg lebih milih kedinginan dibanding harus gerak buat matiin kipas.

sumber : google.com
Ah andai aja ini kipas ada remote control-nya, mungkin kipas ini udh gue matiin daritadi itupun kalo remotenya kejangkau. Kalo engga ya tetep aja kipasnya bakal muter muter.. oiya yg muter muter baling balingnya bukan kipasnya. Kalo kipasnya sih diem aja muterin baling baling. Kalo bolang baling itu sih nama salah satu makanan yang enak dimakan pagi pagi ditemenin kopi. Tapi lebih enak cakwe dibanding bolang baling sebenernya. Oiya kopi itu sebenernya temen alternatif, gue sebenernya lebih suka ditemenin keluarga atau pasangan (wanna be) pas makan bolang baling atau cakwe. Tapi berhubung gue merantau, dan belum punya pasangan alhamdulillah jadilah si kopi yang paling pas nemenin gorengan. Oiya kopinya bisa juga disubtitusi sama teh atau susu jahe. Tergantung keperluan dan kesukaan. Kalo gasuka susu jahe jga bisa susunya aja atau jahenya aja. Yg penting udah jadi minuman. Jangan pulak kau makan itu jahe sama baling baling nya. Udah jahenya pedes, kipas anginnya juga bakal gabisa dipake soalnya baling balingnya lo makan..

Oke tadi sebenernya cuma basa basi juga sih. Gue sendiri lagi bingung mau nulis apa. Tadi pagi gue sebenernya mau minta tanda tangan dekan gue buat pengesahan thesis gue. Tapi sayang surat pengantarnya ga ada nama doinya, aga aneh memang ketika lo mau minta tanda tangan tapi lo ga nyantumin namanya. Tapi yaudahlah namanya juga hidup, kaya cabe, udah tau pedes tapi tetep juga dijalanin namanya juga suka... oke, itu sebenernya bukan soal hidup tapi soal cinta yg katanya bisa bikin buta, padahal menurut gue justru cabe lah yang bisa bikin lo gelap mata atau minimal berkunang kunang. Tapi tetep aja orang lebih milih rasa jatuh cinta ketimbang cabe. Gue gatau alasan mereka, mungkin mereka lelah..

Ah ini ujannya perlahan mereda tinggal rintik rintik sisa aja yang masih jatuh untuk bersuara menghasilkan nada sendu merayu membuai kelabu mega. Memanja telinga..

Gue teringat seseorang yang berkata berdosa bila tak menulis ketika hujan turun.. kata katanya lebih oke sih tapi intinya ya gitu. Makanya gue tiba tiba pengen nulis. yah walaupun gajelas tapi gapapa. Gue mungkin butuh mejem bentar siapa tau ada yang tiba tiba ngetok pintu kamar buat anter makanan. Gue pengen susu jahe sama gorengan...

ini foto benderanya..

--

Wednesday, November 19, 2014

Rakit temanku..

Karena teman datang dan pergi. Yang bertahan itulah yang sejati.

Persahabatan bukan diuji dengan intensitas tinggi namun seberapa jauh kita merasa rindu dan membicarakan sesuatu kembali. Berputar, kebanyakan mungkin di hal yang itu itu saja. Tapi yasudahlah, yang terbaiklah yang akan bertahan dan saling mempertahankan.

Makin kesini aku makin merasa kehilangan banyak teman.. makin sibuk dengan kegiatan masing masing untuk kemudian tenggelam menghilang.. sekalinya muncul hanya sebentar, dan ketika mereka berada di permukaan aku pasti akan menyempatkan mengayuh rakitku untuk sekedar berucap salam dan bengcengkrama sebelum mereka kembali menghilang..

Biasanya akulah yang mendayung untuk mendekat. Kadang aku mengikuti arus sembari melihat ke dalam air siapa tau ada yang menyadari rakitku dan kemudian menyembul keluar untuk mengucapkan salam. Namun aku lelah selalu mendayung. Sesekali aku ingin diam dan memperbaiki rakitku, siapa tau ada yg berkenan membantu. Sekalipun tidak, rakitku adalah tanggung jawabku, tidak baik bila aku mengharap bantuan orang lain memperbaikinya. Sesekali wajarlah namun bila tercandu, apa jadinya??

Sesekali mendayung aku tetap fokus pada rakitku, sembari menunggu aku menyiapkan kopi panas serta beberapa ransum, siapa tahu ada yang tertarik untuk berbicara panjang lebar sembari menikmati kopi panas diatas rakitku. Sampai bertemu, aku menunggu.. :)

Wednesday, November 5, 2014

ID - EN

"i'm coming home to you, every night.."

dingin pre spring kota itu kembali terasa malam ini, di kota yang selalu panas ini.. perjalanan yang tak teralu lama memang, namun berbekas..

ah kamu, bukan hanya kamu juga kota itu, hanya saja lagu ini selalu mampu membuatku merasa musim semi yang ntah kapan lagi aku rasakan..

pekat, tak selalu hampa, aku merasakan lelahan lilin terbakar api dari sumbu. hangat..

disertai angin menusuk, aku belajar sedikit kata baru,, kata tak berguna namun mengundang senyum.. di dataran pasir bertemu air salin..

aku tak ingin ini aku tulis kembali,
aku tak ingin..

karena mungkin kamu bukan tempat aku pulang,
namun selalu ada yang terukir dari apa yang terlewati, rasa, cerita,
atau mungkin kita..

..

hai kamu, aku telah bosan berkata aku bosan menuliskan sesuatu atas dasarmu,
padahal itu dusta..

bacalah, dan bosan..

--


Saturday, November 1, 2014

merah, kau kenakan hari ini.
padanan merah, hitam, merah,, terlihat pas untukmu.
dan kita berbincang di sore ini,
sembari menahan batuk aku mencoba mengerti arah pikiranmu..
ya, aku awalnya hanya terbaring di kasur mengistirahatkan diri sebelum kau jenguk..

biasanya kita berbincang lepas seperti layaknya seorang teman, pergi ketika sibuk, datang ketika ada yang harus kita saling bagi atau perlu untuk yang lain ketahui..
namun tidak di sore ini,
kita mengobrol serius, hal yang sangat jarang kita lakukan selama ini..

aku masih menerka arah bicaramu..

hingga,,

'maaf, aku termakan dengan apa yang aku katakan dahulu..', katamu..

aku tertegun, aku takut kehilangan sosok sahabatku ini.
sesak, aku hanya tersenyum, tersadar batas yang kau berikan padaku dulu justru kau langgar sendiri..
dan aku masih diam disini tak ingin melewati batas yang dulu tersepakati tak sengaja itu..

'aku tak akan melompati pagar menuju halamanmu ketika sudah kau peringatkan aku..'
'maaf..'

--
ada hati terpatahkan hari ini..