Wednesday, January 25, 2017
resensi yang gajadi
Baiklah, gue minta maaf kalo gajelas ngeresensinya. Bukan karena ga niat. tapi di antara nulis ini gue ga kuat iman ngelawan godaan buat iseng buka file-file lama, seperti kebiasaan gue yang udah-udah. Gue udah gatau lagi sebenernya ini kebiasaan atau jadi hobi, kok gapernah bosen ngeliatin foto-foto lama, dan selalu kegiatan ini bikin gue merindu *halah. Ditambah lagi, gue abis baca blog temen yang isinya bikin kangen jaman dulu gue idup di benua seberang. Ntahlah kenapa selalu pengen balik lagi kesana, mungkin karena gue lagi cape kerja mulu ya, atau mungkin butuh pelukan atau sedikit sandaran hangay.. :| (makin ganyambung)
Oiya, mengenai kehidupan gue sebelum balik ke tanah air, gue pernah cerita (antara satu atau dua tahun yang lalu) kalo gue kehilangan banyak banget file foto bersamaan dengan rusaknya harddisk gue (bahkan harddisknya sampe sekarang masih gue simpen saking sedihnya gue). Banyak banget foto yang ilang, mulai dari gue awal ada di Prancis, main ke Disneyland, ke EuropaPark, jalan-jalan ke beberapa negara sama banyak orang, bahkan file ketika gue sidang kesimpen disana, dan itu keapus.. :( nyezeg bangedd.. :((( Bahkan, kalo disuruh milih mana antara kehilangan mantan sama foto-foto itu, gue lebih rela kehilangan mantan-mantan gue dibanding harus kehilangan file itu. kalo mantan masih bisa dihubungin ulang dengan alasan nanya kabar, kalo file foto yang kehapus gimana coba hubunginnya?? :(((((
Tapi..
Tuesday, January 17, 2017
2017
Halo tahun lalu, maaf membiarkanmu mengusang hampir sepertiga tahun ini, bahkan lebih.
Aku masih dengan aktivitasku mengejar dan membangun mimpi. Mungkin usahaku kurang kuat, aku akan menambahnya lagi.
Mengenai pertemanan, aku sedikit-banyak rindu dengan waktu lalu, momen yang tak mungkin kuulang. Karena, perlahan pasti waktu bergerak menjauh tinggalkan memori, tak mungkin terulangi.
Terhapus dalam beberapa media sosial membuatku paham, manusia berubah. Saling berbagi dan pilih mana yang baik untuk mereka. Mungkin aku tak sebaik aku dulu. Tapi sudahlah, tak masalah, hukum kompetisi hidup dan seleksi alam memang mengharuskan kita memilih ekosistem mana yang paling nyaman, atau setidaknya paling cocok untuk kita tempati. Kata 'dewasa' kini semakin kabur dalam pencariannya. Aku justru lebih bahagia memahami arti 'dewasa' kala aku masih duduk di bangku sekolah.
Aku ternyata sibuk, menopang dan mengejan agar tidak terbawa dalam arus rutinitas. Lingkungan nyatanya memaksaku belajar berenang agar tidak kehabisan napas kala aku tenggelam dan hilang tanpa bekas.
Ah waktu, bagi beberapa kamu penyiksa luar biasa karena terus cambuki kami agar kuat atau sekalian mati. Karena, hidup tak akan mengakui mereka yang lemah dan memilih untuk kalah.
--
Ps. .....