Sunday, January 4, 2015

permisif untuk pergi

pagi ini aku sedikit terusik dengan beberapa hal yang tiba tiba datang terangsang nada di telinga juga huruf yang aku baca baru baru ini.. ah iya mungkin pula karena beberapa percakapan denganya beberapa waktu terakhir.

"am i a single fighter or just a loner?"

pertanyaan yang tak seberapa aku gubris ketika hal tersebut dibicarakan karena aku tahu jawaban dimana aku. pertanyaan yang menjadi sebuah pertanyaan lanjutan ketika aku membaca tulisan seorang teman.. 
mungkin benar aku menikmati keadaanku saat ini, ketidakpekaan, atau mungkin sekedar menyukai kebebasanku untuk melakukan apapun tanpa terikat, tanpa memikirkan orang lain apalagi memikirkan perasaan. di pikiranku hanya bagaimana caranya aku membahagiakan diriku dan juga memuaskan hasrat yang seringkali aku tahan ketika aku bersama siapapun diluar aku. aku bebas berlogika, bebas berbuat, tak terbelenggu dengan dunia luar, hanya aku dan duniaku, ah betapa menyenangkannya aku bisa menikmati duniaku tanpa batas, mengagumi diriku sendiri, memuji diri atas apa yang aku capai, dan bermain hanya dengan perasaanku sendiri, tak melibatkan orang lain terlebih merugikan orang lain.. tak akan..

namun ketika sudah tercemar dengan perasaan, logika akan berubah proses kerjanya, tertahan kolesterol perasaan dan kurang terlumasi oleh pikiran murni, lajunya akan sedikit terbeban untuk memikirkan orang lain. karena penumpangnya bertambah tak seperti biasanya, membuat terbiasa untuk mengalah demi sungging senyum. padahal duniaku sungguh keras, atau sebut saja aku orang yang keras agar aku tak terkesan menyalahkan selain aku.

dan aku tak ingin, ketika seseorang mengenal duniaku, dunia yang berbadai gersang, hujan sesaat dan kemarau panjang tiba tiba, aku tak ingin mereka hanya akan memberi raut muka tersirat pesan, "ternyata begini duniamu.." atau bahkan, "ah hanya segini duniamu?" pada dunia yang benar benar aku kagumi, dan kemudian pergi.

sebut saja beberapa nama yang sempat menambah warna ketika aku sedang asyik melukis duniaku. mereka datang, menambah rasa juga membuat beberapa nada lagu menjadi begitu berarti ketika didengarkan kembali. terbuai aku bernyanyi, berselimut dingin berteman dawai gitar. dan tak berapa lama ketika aku membukakan pintu duniaku sembari tersenyum, mereka hanya terdiam di pintu itu, melihat suasana tanpa ada keinginan untuk masuk, perlahan beringsut pergi. permisif aku melihat kepergian perlahan itu sembari tersenyum dari dalam, tanpa melambaikan tangan, tanpa ucap perpisahan, karena memang tidak ada perpisahan disana.


"akankah kamu bertahan? atau hanya sekedar perasaan nyaman sesaat yang berujung memilih untuk pergi seperti mereka?"

bertahan atau tidak, itu pilihanmu, karena aku sungguh menyukai duniaku, yang akan selalu aku nikmati betapapun berliku, terjal dan curamnya. akan aku jalani dengan atau tanpamu yang ingin berbagi dunia denganku, bahkan tanpa kamu perlu tahu..
toh kita sama, aku pergipun, kamu tak akan mencari bukan?

--
jangan berlari ketika hujan, nikmatilah. karena hanya ada kamu dan dirimu diantara hujan itu.

No comments:

Post a Comment