Saturday, June 12, 2021

Dream Big, Chase Hard!

Pada salah satu tulisan, gue melihat bahwa mimpi akan sangat dekat bila segalanya mendukung. Support system sebagai penopang untuk mewujud mimpi ada.

Progress adalah segalanya. Karena tanpa adanya progress, mimpi sekecil apapun tidak akan tercapai. Sebaliknya, dengan progress yang segaris saja, suatu saat mimpi sertinggi langit akan bisa sampai.

Aku adalah seseorang yang begitu menghargai proses. Sebuah pencapaian hanya layak diperoleh bagi mereka yang berusaha. 

Tapi semakin dewasa, seiring berkurangnya jatahku hidup di dunia, aku semakin menyadari bahwa sebuah pencapaian membutuhkan penopang, semakin banyak topangan dan dukungan, akan semakin mudah dan cepat untuk mencapainya. Memperbesar dan mempercepat pembelajaran dari waktu ke waktu.

Karenanya, kesempatan adalah salah satu hal yang begitu berharga. 

Bermimpi besar merupakan sebuah privilege karena tidak semua orang mau dan berani bermimpi. Ada yang takut, ada yang tidak berani, bahkan tidak tahu cara bermimpi. Seringkali mimpi tidak terjadi karena kondisi lingkungan atau sekitar yang tidak mendukung. Contoh, seorang pemulung akan takut bermimpi menjadi seorang CEO karena dia sadar, untuk makan sehari-hari saja dia harus bekerja keras. Sementara bagi mereka yang memiliki kesempatan besar, dukungan yang luar biasa dari teman dan keluarga, justru menajadi malas dan memilih mematikan mimpi dengan berbagai alasan. Padahal nyatanya karena dia malas.

Berani bermimpi berarti berani mengeluarkan energi lebih untuk membangun dan menuju besar. Bila memang support tersedia, gunakan sebaik-baiknya. Bila belum ada? Buatlah sistemmu sendiri, jangan pernah mau kalah dengan keadaan.

Dan kemalasan.

--

--

Kusut

Sudah lama tidak kembali ke diary ini. hehe. Dulu begitu seringnya nulis karena merasa bisa merapikan otak dan merefleksi apa yang telah rumit dan dirasa berat.

Dengan menulis gue ngerasa semuanya bisa tertuang dengan baik. Tapi ternyata dalam prosesnya ada beberapa hal yang membuat gue kurang nyaman bercerita atau menuang isi otak di dunia maya. Hal yang tadinya bisa gue jadikan self-healing diri gue serta kekusutan pikiran, ternyata malah beberapa kali jadi masalah.

Yes, dan sekarang gue bahkan berat untuk menulis. Haha. Menertawakan diri sendiri masih jadi cara paling efektif gue melepas beban dan tidak perduli dengan sekitar.

Gue dulu pernah dapet komplimen dari seorang sahabat kalau tulisan gue penuh dengan energi positif. Sekalipun nulisnya galau atau bahkan cerita dengan beratm, selalu ada sisi positif yang gue angkat dari tiap tulisan, yah seengganya buat gue. Hehe.

Betul aja, dulu gampang betul cerita dan ambil cerita positif. Sekarang? Mungkin gue ga ngerasa hidup gue semenarik dulu. Ditambah ritme kehidupan yang jauh berubah dibanding kala muda dulu. Gue dulu muda, meledak-ledak, dan mudah marah! Haha. Sekarang masih mudah marah sih, tapi lebih bisa kontrol diri sih.

Kontrol diri, atau ga peduli? Kayanya gue butuh buat refleksi lebih banyak lagi deh hehehe.

Otaknya bahkan lebih kusut dari sebelumnya. haha