Wednesday, May 31, 2017

Kantuk rindu

Selamat malam, tulang rusukku.
Malam ini aku merasa kantuk yang luar biasa, tapi mata belum bisa terpejam. Mungkin karena pempek yang kumakan terlalu banyak bersama cuko yang kupanaskan sendiri. Kalau kamu lihat bagaimana aku minum cuko sebanyak ini, pasti kau akan omeli aku dengan khawatirmu. Hehe. Ah betapa perhatiannya kamu..

Kamu tahu, cinta dalam hidupku?
Kasur inipun makin lama makin terasa luas. Sepertinya aku mulai butuh teman diskusi sebelum tidur. Bisa kulihat rambut panjangmu dan kuusap lembut dahimu sembari cerita hari ini.
Ah iya, tak lupa kecup di kening tiap akan kau berangkat tidur sembari kuucap, 'selamat malam, pengisi hariku.'
Kapan kau mulai temani lewati dinginnya waktu?

Aku lelah, tapi masih ingin bercerita bagaimana hari ini aku rasa bosan sekali. Rumah ini sepi karena kamu masih pergi.
Tapi aku janji, setia sabar menanti datangnya kamu, bidadari.

Ah, aku terlalu mengantuk ternyata. Boleh aku tidur lebih dulu? Bila nanti kamu masuk kamar dan aku telah lelap,  segera masuk selimut dan peluk aku, ya. Aku pejam mata dulu. Mana keningnya? Sini kukecup dulu. Selamat malam, pengisi hariku.

--
Tidur sambil dipeluk kayanya enak. :3

Penyempurna

Halo, Penyempurnaku.
Apa kabarmu hari ini? Baikkah?
Mungkin saat ini kamu sedang di kantormu mengerjakan semua tugas dan berjuang sendiri.
Maaf, aku belum bisa menjadi tempatmu pulang atau membantu menyelesaikan pekerjaanmu ketika malam menjelang.
Bila aku pulang dan sampai rumah duluan, akan kurapikan tempat tidur kita dan buatkan teh sembari menunggumu pulang.
Bila lelah bilang ya, nanti di rumah aku pijit hingga kamu lelap, kukecup kening lalu aku susul kamu terpejam.
Kamu tahu kan? Aku sudah rindu dengan aromamu yang selalu menyegarkan itu.

Ah iya, aku sedang berpuasa hari ini,
Sahur denganmu mungkin akan menjadi sangat manis untuk kita lalui, sekalipun hanya berlauk tempe atau telur dadar kesukaanku.
Terima kasih karena aku tahu kamu pasti akan bangun lebih pagi dariku sekedar menyiapkan apa yang akan disantap tiap sahur nanti.
Apapun masakanmu nanti, pasti akan kusyukuri, dan pasti akan sangat lezat di lidah ini.
Karena aku tahu bumbu rahasiamu. Cinta, kan? Tak ada duanya dan hanya untukku..

Tak pernah jemu aku membayangkan kamu yang nantinya akan menghabiskan sisa hidup bersamaku.
Berjanjilah untuk setia denganku, karena aku termasuk laki-laki berego tinggi yang tak pernah mau didua.
Bila ingin mendua karena kamu bosan denganku, ingatlah masa dimana kita bahagia, dimana dada ini penuh hingga sesak karena rasa yang tak terucap.
Aku akan selalu mensyukuri hadirmu dalam hidup, yang selalu bersedia beri peluk kala kantuk, yang selalu beri usap kala penat.

Akankah kita segera bertemu?

Aku sudah cukupkan berburu selama ini.
Berpindah dari satu hati ke hati yang lain.
Bukan, bukan untuk mempermainkan hati, aku hanya ingin mencari yang terbaik, dan itu kamu.
Hanya saja kamu belum muncul hingga kini.
Bila sudah selesai berpetualangnya, segera cari aku ya.
Aku masih memperbaiki diri, hingga nanti aku bertemu denganmu, penyempurnaku.

Hingga waktu kita bertemu, boleh kukatakan kalau aku rindu? :)
fotoku jaman muda, siapa tahu kamu lagi nyari aku. :*
img src: dokumen pribadi

--
Cape kerja, puasa, pengen pulang ke rumah terus ketemu istri. Sayang istrinya belum ada.

Perihal Beda

Menengadah tangan atau melipat jemari, caramu meminta kepada Tuhan atau mencurahkan isi hati.
Tasbih atau Salib, caramu menunjukkan pada mereka bahwa kau beragama, bukan peninggi hati, tapi sebagai bukti kamu bangga memilikiNya, yang selalu menjaga diri.
Al-Qur'an atau Alkitab, penuntunmu dalam hidup, yang kau jadikan pegangan dalam menjalani hari, dasar dari apa yang kau pelajari di kehidupan ini.
Mengaji atau Menyanyi, mendalami arti bersyukur, menelaah sejauh mana kamu mengerti arti dari kesempatan yang diberi, dan apa yang kau cari setelah waktumu berakhir.
Pendeta atau Penghulu, yang pernah kita mimpikan akan menjadi saksi dalam menyatukan beda pribadi.
Janji Suci atau Akad Nikah, penyatu dua hati.

Ini mengenai beda, ntah kita yang mungkin akan sama, atau kata pisah yang akan menang.
Aku mendoakan kebahagiaanmu, karena bahagia tak melulu soal cinta.

Aku mencintaimu, namun tidak sebesar aku mencintai Allah-ku.
Kau menjagaku luar biasa, namun tidak sehebat ketika kau menjaga agamamu.

Terkadang Tuhan mempertemukan, bukan untuk mempersatukan.
Seperti Istiqlal dan Katedral yang ditakdirkan berhadapan dengan perbedaan, saling tersenyum berdampingan, bila bernyawa, siapa yang tahu sebenarnya jika mereka sedang jatuh cinta?


Senja di Pulau Merah, pertama kita rasa degup ini beda, dulu. Ingat?
img src: dokumen pribadi

--
Tulisan terakhir yang kudedikasikan untukmu, beda paling manis yang bertahan selama ini. :)
Berbahagialah, karena berbahagia tak selalu soal kita. Kita tahu, kali ini pisah yang menang.

"Aku telat..."

ada berapa tangan hayooo?
img src: google.co.id

Pernah kepikiran ga kalau cewe yang pernah deket sama lo, tiba-tiba dateng ke hidup lo yang tenang, cerita dia udah telat haid alias hamil, dan dia minta tolong sama lo buat bantuin dia?
Well, ini aga berat sih buat gue share disini. Apalagi mengingat kapasitas otak gue yang standar aja dan maunya happy-happy. But honestly, hal ini beneran jadi pikiran gue beberapa hari belakang. Soalnya kita ga tau kan, kapan suatu hal bisa terjadi. Ya kaya yang barusan gue omongin, misalnya ada (katakanlah) mantan pacar yang curhat kalau dia hamil dan butuh ayah buat anaknya, anggep aja si bapak biologisnya kabur (atau mati sekalian deh biar lebih afdol).

Apa yang bakal lo lakuin? Misalnya itu beneran terjadi di hidup lo?

Okay, ini tiba-tiba jadi topik yang hangat dibicarakan antara otak dan hati gue. Bahkan gue sampe sharing sama beberapa orang mengenai masalah ini. ke babas, mahasiswa gue, dita, orang sekelliling gue, sampe orang yang baru ketemu. haha. Pekok sih, tapi yaudahlah. because i need second, third, even fourth opinion. Casenya adalah, 'Kalau ada mantan yang pernah nyakitin, tiba-tiba balik karena hamil, apa yang bakal lo lakuin?". Berdasarkan hasil diskusinya, gue simpulin beberapa solusi general sebagai berikut:

1. Ya bantuin aja kalaupun dia pernah nyakitin dan masih sayang, kalau bisa nolong dan masih sayang kenapa engga?
2. Tinggalin, buat apa toh dia pernah nyakitin, dan lo ga ada kewajiban buat tanggung jawab
3. Coba cari solusi lain deh, gamungkin ga ada solusi lain kan?

Monday, May 29, 2017

Bila ikhlas jauh lebih melegakan dibanding dendam, buat apa aku lakukan hal yang justru bikin beban.
Sudah kuhapus yang mungkin memicu pertengkaran kalian.
Sudah kuhilangkan yang mungkin menyebabkan kalian saling tidak percaya.
Cukuplah aku ikhlas dan doakan kamu terus bersamanya.
Aku senang, kamu bahagia disana.
Dijaga, ya.
:)

--
Salam

'Aku sudah tahu semua, dan aku ikhlas. Aku maafkan apa yang kamu lakukan. Aku gamau hidupku dirundung dendam yang akhirnya merusak sekelilingku'

--
Seharusnya kamu iyakan saja pesanku waktu itu. :)

Friday, May 26, 2017

Simpanan

Menjadi tersembunyi kala dirimu dengan yang lain terpajang.
Si misteri yang mungkin tak pantas untuk dibangga.
Tanpa ucap sayang, tanpa rasa punya.
Aku ada diantara keduanya.
Mencintai tanpa memiliki.
Layaklah untukku.
Karena waktu yang tak cukup buatmu.
Atau aku mmg bukan untuk disanjung.
Karena tak ada yang kupunya dan dijunjung.
Mungkin karenaku sesumbar.
Penasaran apa rasa simpanan.
Kadang yang direncanakan manusia dan persepsi yang orang lain terima bakal beda.

Udah ah, Cip. Jangan kebanyakan bicara. Kebanyakan bicara justru bikin masalah. Kaya pagi ini..

--

Adzan

Pagi ini gue bangun dengan hati yang lebih tenang. Gue bahagia karena gue yakin semua udah ada jalannya, semua itu yang terbaik. Cuma kita aja yang belum tahu apa yang Dia rencanakan, kita sebagai manusia jauh lebih banyak menggerutu dan mau instan aja. Padahal yang instan itu cuma mie, itu juga ga sehat buat badan. hmm.

Pagi ini rasanya dengerin kumandang adzan di deket rumah rasanya indah banget. Gue bersyukur masih bisa diberi udara untuk bernafas, waktu untuk dijalani, serta seorang ibu yang begitu sayang sama gue. Banyak aja orang yang udah kesulitan nafas, orang yang gapunya waktu untuk dijalani detik ini. Kalau kita terus menerus sedih, terus nanti nikmatnya diambil gimana?

Oiya, gue jadi keingetan pertama kali gue ngadzanin seorang anak. Ga lain anak gue sendiri, Ibrahim Kamadiya Harjono. Gue tau sih gue adzannya ga semerdu yang di tipi tipi, tapi gue rasa bahagia banget bisa jadi yang pertama berbisik mengenai Tuhannya ketika pertama dia lahir di dunia. Rasanya itu ga kebayar, ngeliat muka seorang bayi yang baru lahir dengan mata yang masih merem, belum bisa lihat indah dan jahatnya dunia ini. Semoga jadi imam yang baik serta jadi anak yang berbakti sama orangtua ya sayang. Duh, jadi kangen nggendong. Abis selesai nulis, gue mau kecup pipinya doi dulu ah.

Ganteng kaya Daddynya kan? :3

Hmm,, Lo boleh pengen banget berbagi bahagia juga sedih sama orang yang lo sayang. Tapi, apa lo yakin mereka juga pengen ngerasain hal yang sama kaya lo? Well, ada orang yang bisa sayang lo balik, tapi ada juga yang cuma sekedar lewat di hidup lo. Inget, semua yang berlalu lalang dalam hidup kita ini pada dasarnya untuk memberi pelajaran. Entah itu memberi pelajaran dan terus bersama kita, atau memberi pelajaran lalu pergi.

Oke ini pikiran random gue sebelum berangkat jogging. Gue mau nemuin anak dulu bentar terus berangkat jogging ya.. Have a good day, peeps!

--
Ps. Siapapun yang bertahan dalam hidup lo, itu udah ditulis di lauhul mahfudz sedari dulu, jadi jangan terlalu gundah sama mereka yang memilih pergi, doakan saja mereka semoga selalu dalam perlindungan dan keberkahanNya. Toh, tugas manusia adalah meneruskan kasihNya kan? Bukan untuk saling membenci.
Pps. Abis tutup bulan, gue mau beli sepatu jogging baru!

Tuesday, May 23, 2017

Melamar

Siratan Surat, anggap saja begitu.
Sudah siap?

Kepadamu yang kudoakan di setiap subuhku,
Sosok lembut yang terlihat seperti ibuku,
Terima kasih telah bersabar selama ini menghadapiku, kekeraskepalaanku.
Padahal aku tahu, kamu tidak sesabar itu.
Tapi hatimu begitu luas, begitu pemaaf, bagaimana mungkin aku tidak nyaman berlama lama bersamamu?

Kepadamu yang menjadi penyemangatku dalam mencari penghidupan.
Terima kasih telah jadi pendorongku untuk jadi laki-laki mapan.
Menjadi aku yang tak kenal lelah dan menjadi pekerja keras untuk mencari nafkah.
Jangan bosan memberi peluk tiapku pulang dari kejar dunia.
Jangan jengah menanyakan hariku, walaupun tak selalu kusambut dengan hangat karena beban pekerjaan.
Terima kasih telah menjadi alasanku untuk bergiat dan bertanggung jawab akan masa depan.

Jodoh?

Pada akhirnya mungkin semua akan jatuh bukan pada ia yang berparas rupawan, berstatus tinggi, fisik proporsional, penghasilan pasti, dan punya segala.
Akhirnya ia akan kalah pada orang yang kamu anggap setia, pada dia yang mungkin bersedia menjalani sulitnya hidup bersama.
Jatuh pada dia yang bisa menerima dan ikhlas memilikimu walau tak punya apa-apa..

Mungkin ia bosan karena paras pada akhirnya akan mengeriput termakan usia.
Harta yang dikejar tak lagi banyak bawa bahagia.
Status tinggi yang jadi konsumsi tetangga.
Lalu dimana bahagianya?
Bila nyatanya kita berusaha untuk mereka yang bukan kita?
Cukuplah aku dengan yang bisa menerima susahku, dan akan kutanggungjawabi hingga kita tak di dunia.
 
Skeptis aku melihat cinta.
Beralasankan rasa, lalu membuang logika.
Padahal yang dipertaruhkan adalah waktu, harta yang paling berharga, karena sebentar lagipun kita akan menua.
Entah dengan diri masing-masing atau bersama.

Jangan buang waktu bila tidak ingin bersama.
Jangan denganku bila masih ingin mendua.

tiktok

Mereka katakan padaku bahwa jodoh adalah hal yang paling dibenci, maka ia akan makin mendekat.
Bila benar, bagaimana mungkin kamu jodohku, sosok yang tak ada kurangnya.
Karena semua jadi benar kala kita berdua.

Maka katakanlah padaku dengan jujur dan apa adanya..
Kamukah, yang selama ini hadir diam-diam bawa cinta?

--
Tahun depan, ya. Bila belum siap, mungkin di lain dunia kita bersama. :)

Profil fotomu

Aku pulang.
Kali ini dengan bahagia.
Kali ini dengan senyum sekalipun luka.

Akhirnya kita bisa bertatap muka.
Pun ternyata kau sudah bersamanya.
Tapi itu jadi jawaban atas apa yang aku tanya.
Tak lagi jadi ganjal rasa.
Mungkin aku kalah, tapi aku tak rasa bersalah.
Mungkin aku bimbang, tapi tak rasa ada yang hilang..

Selamat berbahagia, semoga tak ada lagi kata beda.
Meski harus kandas, tapi akan ada ikhlas.
Kisah ini memang berakhir, tapi jangan akhiri kata kita.
Simpan dalam kotak memori dan mimpi.
Untuk kita nikmati nanti.
Walau tak bersama lagi.

Terima kasih, rindu.
Salam untuk dia yang kau pajang berdua di profil fotomu.
--
Pun selama ini fotoku tal pernah ada disitu. Aku lega, karena itu tanda kau lebih bahagia dengan dia.

Monday, May 22, 2017

Curiga

Kegilaanku adalah memintamu menjadi teman hidup, padahal aku tak punya apapun. Namun aku sanggup.
Tanpa berlian melingkar memata, tanpa cincin untuk menyemat jemari, bahkan tak bersandang apa juga.
Aku tak berlogika kala minta itu.
Padahal aku bersaing dengan yang punya segala.
Dan pasti akan lebih kau bangga.

Hingga bertumpah air mata.
Kau berkata banyak dan bilang segala macam.
aku diam.
Aku senyap seribu bahasa.
Percaya.
Sudah itu saja.
Lalu bungkam.

Tapi mengapa ada yang janggal?
Ada sesuatu yang kurang.
Tak genap aku rasa..
Kalaku mulai waras tanpa rasa, hanya berlogika.

Mungkinkah itu ketidakjujuranmu?
Atau kekalutan pikiran karena akhirnya tak lagi satu?

Aku butuh penjelasan.
Sekalipun kau tutup dengan aspal, kan kutelan begitu saja.

Karena mulut bisa mendusta, lidah bisa rangkai kata, namun hati selalu suci tak akan ternoda..
Sampai kita bertemu lagi, di suatu kota.

--

Jadi sahabat

Kamu tahu hal ajaib yang bisa terjadi dari sebuah pertemuan?
Dari dendam bisa menjadi maaf.
Dari musuh akan timbul sahabat.

Aku mencintaimu bukan karena fisik, tapi sifat.
Pencemburu, penyayang, dan kuat.
Jangan dinoda dengan penyakit di hati.
Karena maaf adalah obat dari rasa negatif.

Teruslas berbagi kasih karena itu kodrarmu, Kasih.
Aku tak akan benci.
Justru menyayangimu.
Karena kamu begitu kuat, begitu rapuh.
Teruslah menjadi yang seperti itu.
Karena sejatinya hidup itu bukan untuk membenci.

Kita berpisah bukan untuk jadi musuh.
Tapi jadi sahabat dan tetap bisa saling menyayangi.
Oiya, bantu aku cari istri untuk tahun depan, ya?

--
Dari aku yang memilih untuk jadi sahabatmu.

Topeng

Aku merasa lucu dengan mereka yang berbohong demi meraih sesuatu.
Karena tak jujur.
Karena bertopeng palsu.

Apa sulitnya jujur dan ikuti hati lalu cari solusi?
Bukankah itu lebih mudah?
Mungkin tak semudah palsu, tapi setidaknya hati ini tenang karena tak ada titik hitam.

Aku merasa lucu karena mereka memilih untuk tak jujur dengan hidup.
Mereka memaksa untuk terlihat bahagia padahal hati pilu.
Padahal senyap lesu..

Lucu, atau kasihan.
Aku tak tahu.

--

Sunday, May 21, 2017

Malpraktik

72..
Aku lewati satu persatu.
Sendiri.
Ah mungkin tidak, pun aku punya bayang juga suara di kepalaku.
Semalam aku berhalusinasi, setengah bermimpi, kamu datang.
Padahal kamu sudah mati.

Kematianmu bulan lalu masih belum kuterima saat ini.
Terlalu lama detik hidup kita nikmati, getir kita hadapi dengan tawa.
Susun mimpi.
Namun kau mati, mal praktik, mungkin.

Kematianmu, bukan hal yang mudah kuterima.
Tak sesederhana memilih baju untuk lebaran nanti.
Serumit teka-teki.

Teka-teki yang menjadi tanya.
Tanya jadi mimpi.
Kuingin kau hidup kembali.
Tapi tak mungkin.
Karena kamu telah mati.

Berhalusinasi, pasti.
Karena pelukmu tak sehangat dulu.
Kaku, dingin.
Mati..

--

Saturday, May 20, 2017

Menunggu lalu

Pada akhirnya aku akan kembali padamu, ntah dengar cara apapun itu.
Menulis tentangmu sudah jadi kebiasaanku bahkan sebelum kita sedekat ini.
Hanya aku terlalu takut kamu pergi.
Karenanya kusimpan sendiri.
Berkalang palsu bahwa aku baik diri.
Seperti Saat ini..

Bersamamu, aku tak hirau terhempas dunia.
Termusuhi seluruh teman.
Karena aku milikimu.
Karena denganmu aku kuat.

Aku penghalang mimpi.
Yang buat kabur pandang fokusmu.
Aku terlalu takut kamu pergi.

Malampun berganti.
Sore ini bisu, mungkin ia perhatikanku aku terengah mencari.
Senja ini saksi, ia kelabu mungkin kasihani aku.

Kamu tau bagian favoritku ketika di negeri asing?
Tak satupun orang tanya apa rasa aku.
Dan aku bahagia.
Setidaknya kita ada di satu kota yang sama.
Sekalipun tak tatap muka.

Sampaikan salamku pada  letihmu.
Nanti akan terbayar.
Pasti.
Karena tak hanya aku yang menyayangimu..

Aku masih terpaku padamu..

--
Bioskop tua, tempat kita pertama bersama

Wednesday, May 17, 2017

Logika buang

Lalu kemana aku harus mencarimu, bila tiap kutemui kau sembunyi.
Kulihat sebentar dari jauh, kau sadar, lalu masuk bumi.

Padahal lihat senyummu sebentar saja aku bahagia. Apalagi bisa bertukar pikir seperti dulu.
Masih ingat kopi yang pernah kau bikin buatku?
Itu kopi rasa cinta.
Gombal kan? Hehe.

Beberapa kawan bilang, 'Bila hilang baru berharga.'
Mereka tak tahu saja apa yang aku lakukan demimu. Selama ini.
Memang aku saja sungkan untuk cerita sama dunia. Aku lebih suka bahagianya cuma untuk kita.
Ditambah, kamu memang enggan dipublikasikan.

Meranaku tanpamu.
Tapi kutahu kamu baik selalu.
Tak perlu masuk akal, karena aku logika kau rasa.

Mengenalmu adalah kewarasanku paling sadar dengan logika yang kutinggalkan.

Dengan kangen yang kutahan,
Tertanda
Aku.

Monday, May 15, 2017

Senista itukah? Hingga aku dikunci dan tak boleh lihatmu lagi?
Bahkan bukan hanya aku. Sebegitu dibencikah?

Bila masalah ada di aku, perlukah kau kupinjamkan belati untuk menghujam?
Atau kau lebih suka gunakan pisau bedah agar bisa menikmati menyiksa pelan-pelan?

Padahal dengan diam itu cukup sudah.
Masih kau tambah menjauh beri jarak.
Tak hanya aku, tapi keluarga.
Padahal aku yang bermasalah.

Cukuplah buat aku rasa bersalah, cukuplah aku yang kau aniaya.
Mungkin cahayaku terlalu redup, terlalu takut untuk berhadap dengan sang surya.

Tanpa antiklimaks kau diam dan senyap.
--

Saturday, May 13, 2017

Gambir

Duduk disini, mungkin lebih dari 12 jam yang lalu, masih.
Ntah sudah berapa pasang mata yang melihat, mulut yang menanyakan arahku kemana.
Aku hanya jawab dengan senyum dan kata, 'aku sedang menunggu..'
'Siapa?', telisik mereka.
'Dia, yang mungkin tak tahu aku disini.'

Merekapun tertawa.

Ternyata ini rasanya menunggu.
Dingin, tak dipedulikan.
Bahkan lambung meronta tak terasa, aku baru makan kemarin.

Ditemani botol air mineral kosong dan tas berisi sepotong baju.
Juga kecamuk yang tak henti melanda.
Antara menghubungimu dan kabari aku disini.
Atau nikmati perasaan menanti yang pasti tak pasti.

Bungkam

Ternyata aku sepengecut itu..
Bahkan untuk ucap sepatah katapun aku tak berani..
Padahal sudah kau angkat di ujung sana dan berucap, 'halo'..

Lidahku mati rasa.
Refleksku hanya memutuskannya.
Aku tak mampu berpikir lagi, seperti tak punya otak.

Padahal itu suara yang aku nanti.
Padahal itu teduh yang aku cari.

Tapi nyatanya aku tak mampu sampaikan apapun....
Aku hanya pengecut.
Tak pantas.

Thursday, May 11, 2017

Pinastika

Sebut aku munafik, mengharap namun tak mungkin memiliki.
Tak seharusnya lelaki berair mata, bila terjadi, tak pantaslah ia untuk jadi tempat bersandar wanitanya.
Tapi ternyata separah ini..
Sial..

Aku bukan lelaki yang mudah percaya dengan ajakan manis ini itu, apalagi yakin dengan sosok wanita..
Bagiku hubungan yang dilabeli 'serius' hanya akan merusak fokus bangun masa depan.
Mengubah perspektif dan buat waktu terbuang untuk satu sosok yang belum jelas akan jadi apa.
Aku lebih disuka disebut penyendiri dan cerita semua masalah pada tembok putih diam.
Toh, orang tak akan perduli soal aku hari ini makan atau tidak, bahagia atau tidak, lebih baik aku bungkam.

Namun nyatanya..
Pertahanan yang aku bangun sedari lama agar tak jatuh hati termasuk denganmu akhirnya runtuh untuk kau susupi.
Kau usap perlahan hati, kau masuki, dan kau penuhi dengan cerita, angan, dan mimpi.
Hingga aku tak awas dengan kemungkinan akan dirimu pergi.
Dan akupun jatuh terlalu dalam, percaya akan pondasi yang kita bangun kini.

Jadikanmu bagian dari dunia penyendiriku, bahkan kutitipkan harapan padamu.
Jadikanmu semangat untuk membangun waktu yang lebih baik nanti, tak susah seperti sekarang ini.

Tapi,
Aku terlalu lama berhangat dengan angan, lupa ada dingin yang siap menusuk harapan.
Aku terlalu larut bahwa mimpi kita sama, yang tetiba saja kau datang bawa realita soal beda.

Pesanmu yang terakhir, 'aku bahagia, dulu..'
Berbahagialah, selalu..

foto yang tak kubagi, karena dokumen pribadi.
img src: dokumen


--
'if it's love, it doesn't hurt, right?'

Wednesday, May 10, 2017

Hijrah

Tak lagi aku mengenalmu.

Asing.
Seperti orang baru.
Kaku.

Hijrah, katamu..

--
Ps. Tongsengnya lama

Monday, May 8, 2017

mercusuar mimpi

Ternyata cita-cita masih memercusuar tinggi.
Untuk buat bangga orangtua yang mengasihi .
Untuk buat mereka tak lapar berhari-hari.

Bukan hanya memikirkan perut sendiri, itu yang semalam kita pelajari.
Bukan hanya mengedepankan ego, harusnya kita saling peduli dan semangati.
Bukan hanya mencari pemuas nafsu, tapi lebih dari mimpi..
Agar dapat berbagi.

Munafik bila aku tak ingin segera bersama pendamping, pembuat tenang hati.
Yang membuka lebar tangan ketika aku pulang sehabis pergi,
Untuk dipeluk dan disenyumi.
Mungkin diri harus bersabar lebih dari ini.

Belajar mengikhlaskan, walau setengah jiwa merana rintih

Karena ternyata mimpi ada, masih.
Untuk melihat dunia lebih dari ini.
Untuk lebih banyak manfaat kuberi.

Untuk merasa jatuh cinta
lagi..

Cabo Da Roca - Cascais

--
The Rain - Hingga Detik Ini :")

Saturday, May 6, 2017

Iri sendiri

Aku malas melihat media sosial yang penuh bahagia. Mungkin aku iri mereka bebas mencari sedang aku sendiri..
Mungkin karena ada iri dalam sendiri. Baiknya lihat lebih dalam lagi.
Tak terkekang masalah, berbahagia dalam mencari, ketika bertemu tak takut ditinggalkan karena lihat isi asli.

Atau aku yang tidak bersyukur?

Aku dengar malam ini ada suara dengkur setengah tersengal.. ketika kuhampiri hatiku nelangsa melihat nyata. Sesuatu yang aku miliki sekitar 6 tahun lalu kini tak mungkin kembali. Bahkan, aku tak tahu bagaimana hadapi ketika salah satu pergi.

Sederhananya, aku inginkan damai. Tak ragu memilih.

Tapi nyata berkata lain. Inilah hidupku.
Yang perlu orang tahu aku baik dan bermutu.

Selamat malam, Rindu.
Suatu saat aku ingin bersandar dan mengeluh di pundakmu..

--

Friday, May 5, 2017

Kutu Buku

Memandang wajah lesu para penimba ilmu.
Mungkin jenuh dengan aktivitas membaca buku.
Lebih ingin bermain ketimbang membangun pondasi masa yang nanti berlalu.

Ujian tengah yang mungkin terlalu baku.
Sibuk dengan permainan ini itu.
Yang lebih menyenangkan dibanding mendengar ceramah tak mutu.
Mungkin belum tersandung butuh untuk isi perut anak istrimu.

Agen perubah zaman menjadi maju.
Pengisi kemerdekaan dengan pikiran yang lebih baru.
Bukan apatis namun pemrotes birokrasi yang tak pandang bulu.
Apa kita harus malu?

Mungkin kita harus malu pada Tuanku.
Pada Tuhan yang tak merugi bila tak disembah hamba sepertimu, sepertiku.

--
UTS

Thursday, May 4, 2017

Mungkin memang begini caraku bercerita. Kesan tak menghargai karena aku justru berbagi dengan tulisan dan membagikan pada dunia tentang yang kurasa. Bukan justru padamu yang menunggu cerita hariku.

Tapi itulah aku dan egoku.

Wednesday, May 3, 2017

Merengkuh rindu

Tak ada lagi tangan yang biasa menggenggam.
Tatap lekat penuh kasih.

Tak ada lagi perjuangan untuk nanti.
Tinggal berjuang untuk diri.
Untuk masa depan, bukan hari ini.

Terpisah jarak.
Tak bertemu fisik.
Tak lagi berkomunikasi.

--
Pergi

Tuesday, May 2, 2017

Sekali lagi

Kalau aku boleh cerita dengan clarias yang berenang tak kenal waktu.
Aku mau cerita soal kamu.
Soal kamu yang sering aku curhatkan pada Tuhanku.
Soal kamu yang beri semangat cuma karena lihat foto di hpku.

Kamu marah mungkin.
Karena waktuku kurang untuk beri komunikasi.
Karena lidahku selalu sinis tak pandai beri puji.
Cuma bisa tulis sana sini lalu menyimpan bangga hati.
Atau sekedar bikin draft lalu simpan peluk hingga waktu ketemu nanti.

Tapi.
Kamu.
Berpaling.
Pergi.

Setahumu,
Rinduku mungkin tak semenggebu kamu.
Tapi kamu harus tahu, legam kena terik ini kusiapkan agar kamu nanti tak perlu susah kerja untuk sekedar beli susu.
Atau menahan seguk tangis sembari menahan cibir dari sepupumu.
Mulutku mungkin tak selalu kata rindu.
Tapi lantun doa tak pernah absen selalu kusampaikan pada Tuhanku..
'Semoga kamu jodohku..'

Bilapun tidak.
Aku bangga bisa punya mimpi yang kubangun sendiri.
Untuk bisa punya istri
Juga punya anak nanti..

Hidup tak akan selamanya sulit.
Terima kasih sempat bertahan dan jadi tempat berhenti.
Sekalipun hati sering sesak karena sempit.
Sekalipun akhirnya pergi karena tak kuat menanti.

'Karena kasih tak akan menyakiti', katamu.

--
Selamat pergi, sekali lagi..