Friday, June 30, 2017

Karena kenal tanpa tendensi apapun lalu jadi bagian hidup itu jauh lebih mengejutkan dibanding mendekati lalu pergi..
Gue ngerasa banget lagi suka sama dia, gara-gara ketemu kemarin kali ya. Dan bodohnya adalah, semua kata-kata jadi hilang waktu mau nulis sesuatu soal dia. Yaudahlah, ada yang lebih menyenangkan disimpen buat didoain aja.
hmmm..
Aamiin.

Monday, June 26, 2017

'Mama dari kemarin nanyain, kapan ke rumah.'

Duh Mam, gatau aja sini deg degan tiap mau kesana.. :(

--
Idul fitri

Make sure you love yourself first.

Happy eid al fitr, fellas.

--
Then you can spread the love among others. :)

Friday, June 23, 2017

Salah

Salah, gue tau ada yang salah sama hidup gue akhir-akhir ini. Gue sadar karena makin banyak yang ingetin gue, makin banyak yang protes. Gue tau ada yang gue sembunyiin beberapa tahun terakhir. Tapi apa?

Masih aja, gue yakin ada yang ga bener. Cuma dua, kalo ga otak berarti rasa gue yang salah.

Nantilah, gue harus mulai nulis yang aga bener lagi. Yang ga melulu itu aja. Yang ga boong. Lagian, jujur ga mesti telanjang, kan?
Solat dulu, nanti abis jumatan lanjut lagi. Tidurnya.

--

Menjauh

Detik, menit, jam, berlomba, berlari.
Berlalulah satu revolusi bulan terhadap bumi.
Berotasi pada sumbunya, menampakkan wajah yang sama pada mereka yang menengadah langit malam.
Kadang cerah, tak jarang muram.

Genaplah 30 hari berganti, berjalan pelan, bergerak dengan payah.
Kita masih saja berpolarisasi, membentuk sumbu utara selatan.
Pusat visual yang menjadi pengharapan linear antara aku dan kamu.
Lagupun mendayu.

Lagu tentang hujan bulan yang lalu.

Kamu bercerita mengenai gelisah, mencari sandar.
Menangis.

Perlahan, Sang Fajar merangkak mulai meraja.
Menyinar awan merah di timur penjuru.
Tak bebas ia, sama sepertiku, masihlah terpenjara.
Sedang beristirahat, dari lelah berburu.

Terkunci..

Menyeribu bahasa kembali kita membisu.
Melepas penat pada dinding ratap, bukan lagi bahumu.
Bersaksilah hati pada ia yang dijatuhinya, pada alis yang tak sempurna.

Menggantungkah cerita ini bagimu?
Karena akan selalu ada yang tersembunyi, tidak untuk disentuh.

Sekali lagi, kita saling jauh.
Menjauh.

--
Anganku, 23 Juni 2017, 05.32
The Rain - Jangan Pergi

Thursday, June 22, 2017

'Jadi sebenernya Cip, gue memang lebih suka kaya gini, keliatan misterius. Orang gabisa nebak gue gimana. Yang lo tau kan gue gapunya pacar, terus si *tiit* juga baik-baik aja, gue juga gapernah ngulik-ngulik kehidupan mereka lebih jauh sih, tapi siapa yang tau sebenernya, kan?'

'Hmm, iya juga sih, eh, kalo penilaian lo, gue itu gimana memang?'

'Halah, kalo lo sih udah keliatan, Cip. Mau gimana juga lo nutupin, arahnya kebaca. Seidealis apapun lo, namanya lingkungan itu pasti sedikit banyak pengaruh. Tapi kan ga semua orang bisa baca, kan? Kecuali memang yang deket sama lo dan lo buka gimana sebenernya?'

'Oh, semacam lo lah ya, keliatannya gimana padahal gimana? Tanpa orang banyak tahu? Hehe.'

'Ya gitulah..'

'Iya, gue juga merasa bersalah sama beberapa orang karena gue terlalu fokus sama beberapa hal aja, berujung dengan satu hal yang ternyata ga ada apa-apanya buat gue.'

*perjalanan pun berlanjut dengan muter-muter kota ditemenin lagu-lagu galau..*

--
Kamar, 22 Juni 2017, 20.54
'Kalo sekedar nahan laper sama aus mah gampang, yang susah itu nahan yang lain. Hehe'

Wednesday, June 21, 2017

Banyak banget yang mau gue tumpahin disini. Banyak! Banget!
Gue cape, emosi, kesel, kangen, bete, jatuh cinta, penuh, ribet, pusing, sakit, kecewa, dan lainnya. Gue gatau bahkan harus mulai darimana buat cerita. Yang gue tau otak ini rasanya penuh, badan ini lelah, mata ini perih kebanyakan melek, punggung gue makin sakit keseringan bawa beban, ditambah isi kepala yang bahasa lebay gue adalah mau meledak.
Heuh, pada akhirnya memang berbagi itu udah rasa yang paling melegakan. Dimana lo bisa cerita mengenai hari lo, lo tau ada yang nunggu disana, lo tau bakal ada yang setia buat lo sekalipun lo gapunya apa-apa, sekalipun lo bukan siapa-siapa.
Gue ngerasa, udah bukan saatnya lagi buat cerita masalah sepele sama orangtua, tapi juga rasanya kok ya kalo disimpen sendiri itu lumayan berat. Tapi yaudahlah, ujungnya juga masih ada sajadah buat dihamparin. Toh barusan abis tarawih juga semuanya jadi lebih baik. Tapi yang ga lebih baik itu kangen gue sama dia-yang-belum-gue-temuin.
Heuh, gue pengen nelpon, tapi gatau nelpon siapa. Gue mau curhat sama manusia, tapi yang biasa gue curhatin udah nikah, mau main sama temen-temen gue pada sibuk. Yaudahlah gue nulis aja, tempat paling enak buat numpahin apa yang gue rasa tanpa gue harus ragu nerima apa engganya.
Gue masih kangen sama tahun lalu.

Yaudah deh, gue lanjut kerja lagi aja. Udah mau lebaran..

--
Jatimas 1, 21 Juni 2017, 20.15

Tuesday, June 20, 2017

Lu iteman, Cip..

"CIIPP!!! LO KOK ITEM SIH SEKARANGG????"
"BROOO, TANNING??"
"CIP, LUPA DIANGKAT YAA PAS DIJEMUR!!??"

Adalah bahasa yang seringkali gue dapet akhir-akhir ini. Ntahlah, kenapa temen-temen gue bahagia banget dengan kondisi kulit gue yang menghitam. :( Kenapa engga coba muji gue yang udah turun 13 kg misalnya? Atau sekedar memuji massa otot gue yang bertambah walaupun ga banyak. Kenapa ga nyelametin gue atas pencapaian gue selama ini yang sabar dan kuat menghadapi cobaan dunia? Kenapa mesti ngomongin gue dengan kondisi kulit gue yang makin eksotis ini. Padahal kalo mau dibandingin sama temen gue, Baskoro ((masih) bukan nama sebenarnya), bahkan jauh lebih item dia dibanding gue. Ya walau gue akuin sih, sejak dia balik ke Bekasi, sekarang hidupnya agak keurus dan memutih (walaupun sedikit), juga makin lama makin mirip sama Hamish Daud, ah, kok jadi bagus-bagusin dia sih!

Sebenernya ini semua berawal dari video yang gue unggah ke instagram kemarin...


Sejak itulah, banyak banget komen dari temen-temen gue bermunculan..


Anw, mungkin karena gue dulu, putih (ya ga putih putih banget, kuning langsat lah, bukan kuning *tiiit*), ganteng, tampan, pinter, dan gapunya pacar. Makanya jadi-sedikit-lebih menyenangkanlah buat diliat.
Kalo sekarang, dengan kulit yang item, gendut, ditambah gapunya pacar adalah nilai plus di mata keji dunia ini untuk menghina aku yang polos dan belum tau kejamnya cinta ini.. Semua orang dul, semua orang bilang bilang kalo gue item. Dari temen, temennya temen, mantan pacar, pacar (yang belum jadi pacar), pacarnya mantan pacar, sohib gue, ade gue, BAHKAN NYOKAP GUE! NYOKAP GUE DUL!!, satu satunya orang di dunia yang DULU ngomong kalo gue ganteng, dan pasti bakal punya banyak pacar! minggu lalu bilang, 'Mas, kok item sih?'. Gue cuma diem, lalu senyum. Senyum getir. Untung puasa, kalo ga puasa mungkin gue udah minum. Gue udah pasrah sama dunia ini. Pasrah....

Sekarang ini, yang masih baik sama gue dan ga bilang kalo gue item adalah mahasiswa gue. Satu-satunya kelompok di dunia yang (mungkin) sayang sama gue. Iya, mahasiswa-mahasiswa gue yang gue sayang. Mereka yang baik, lucu, dan suka makanan gratisan itulah sisa kelompok manusia yang kenal dan ga ngecengin atas warna kulit gue saat ini.
Sebenernya gue juga gatau mereka beneran sayang dan ga sampe hati buat nyakitin hati dosennya yang lucu nan imut ini, atau sekedar gaenak buat jujur.. Mungkin mereka tahu betapa beban dosen yang hatinya lembut ini sudah berat dan ga tega buat jujur lalu bilang, "PAAKK, KOKK ITEEM SIIHH?" (dalam kasus ini, gue jamin yang ngomong bakal langsung ketemu sama gue lagi tahun depan, dapet E, dalam tiap kuliah bakal gue cecar pertanyaan, dalam tiap diskusi bakal gue jadiin ketua, dalam tiap praktikum bakal gue jadiin koordinator praktikum, bakal gue bikin berat hidupnya! makanya mereka mungkin ga sampe hati buat jujur). Ah, yaudahlah, yang penting ga semua orang bikin gue item. Makasih ya, mahasiswa gue yang kos dan kampusnya terpisahkan oleh selat sunda, makanya gapernah dateng tepat waktu. Bapak kasih tambahan nilai deh buat UAS kali ini. :)

Mungkin dan hanya mungkin, ini adalah kesalahan air di Bandar Lampung yang kurang cocok sama kulit mulus eyke. Teori gue adalah kandungan mineral dan senyawa kimia dalam air yang kontak dengan kulit gue menyebabkan pigmen pigmen cerah di kulit gue jadi kusam, merusak kulit gue yang kuning langsat bercahaya ini menjadi lebih gelap, yang bikin mereka yang lewat suka ngasih receh sama gue.
Teori kedua gue adalah, menyengatnya cahaya matahari di Provinsi Lampung, menyebabkan matinya sel kulit di kulit berharga gue, yang menyebabkan mereka sedikit bermutasi karena adanya proses adaptasi antara tubuh dan lingkungan. Mungkin proses adaptasi itu yang menyebabkan kulit gue jadi gelap dan lebih kuat sistem imunnya..

Tapi yaudahlah, itu teori, gue juga terlalu sibuk menguji teori dan semua hipotesisnya, gapapalah item, yang penting ga item atinya. Sekalipun item, gue yakin istri gue nanti mau nerima gue yang begini, nanti kalo udah punya istri gue mau facial bareng ah, pasti unyu gitu.. Etapi jadi cowo harus strong dan ga menye-menye ya? Yaudahlah gapapa item, gue strong kok, gue kuat, gue bahagia!

Udah ya, gue gapapa kok item, asal banyak yang sayang. Mau ngampus dulu ya, ambil lembar jawaban UAS mahasiswa dulu. Berhubung ini udah mau lebaran, yang mau ngirimin gue THR dengan senang hati gue terima lho!

Lagian, item itu seksi! Ya ga sih? :3

--
Jatimas 1, 20 Juni 2017, 09.12
Sebenernya, terakhir gue putih ya pas di Prancis sih. hmmm.

Jatuh cinta seindah itu

Karena mencintaimu adalah sesuatu yang baru,
Tak mungkin lagi aku mematung seolah tak berarti senyum dinginmu,
Sekalipun rongga dadamu telah kosong tanpa isi,
Dengan pintu terkunci, menjadi ruang yang tak lagi nyaman terisi.
Aku lebih memilih untuk disekap disitu.
Di dalam hatimu.

Menjadi laki-laki yang mengeraskan hati adalah kebiasaanku,
Tapi tidak dengan membiasakan diri bertemu dengan indahmu,
Berharap pada tiap pagi aku bertemu dengan bola mata itu,
Bergulir tiap waktu dengan harap cemas kau mencari aku.

Aku siap terbang lagi, menujumu.
img src: dokumen pribadi
  
Kepada langit yang menggantung sendu,
Aku lebih suka dengan lebam biru di pipi tertinju,
Dibanding harus berada pada posisi ini tanpa dekapmu,
Mencari jalan keluar dari sunyi tanpa ada genggam yang kuatkan dari pilu.

Berbenturan dengan kamu diantara waktu, ternyata jadi hal yang indah,
Bagi aku yang lebih sering terbahak palsu demi hilangnya gundah.

Bagai daun yang jatuh,
Aku luruh,
Pada romantisme belai janji yang kau jajarkan satu persatu,
Pada presensi mimpi bumbung rindu,
Pada tiap detak jarum jam dimana kita tak beradu.
Karenanya, sudilah sebentar rasakanku.

Memang, jatuh cinta seindah itu.

--
Kamar, 20 Juni 2017, 05.57
Selamat datang. :)

Monday, June 19, 2017

Baiklah, setelah beberapa waktu kebanyakan posting gue yang berbau puitis dan romantis ala cowo menye menye nan seksi, dan mempertimbankan bahwa hakikatnya menulis adalah untuk kemaslahatan bersama (apasih). Intinya gue udah mutusin mau ngerombak ulang blog ini!

Sepertinya gue selama ini terlalu labil sama apa yang gue tulis. Kebanyakan topik, dan ga jarang jadi kebanyakan label. Ditambah beberapa masukan sahabat buat bikin blog gue jadi lebih baik.
Nantinya blog gue bakal gue bikin beberapa label aja, yang secara umum kebagi jadi tulisan serius, puitis, sama bego. Gatau deh jadinya gimana nanti.
Ini sebenernya gue pengen banget nulis beberapa pengalaman yang belum diceritain, tapi nanti aja deh balik dari main. Gue ada janji buat ketemuan dulu sama yang unyu-unyu. :3

Yaudahlah ya, gue siap-siap dulu. Mau ambil parcell di kampus, mayan siapa tau dalem parcell ada THR. Hehehe.

--
19 Juni 2017, 10.54
Otaknya mampet. hm
Lalu kita mau kemana lagi bila ternyata kompasku selalu mengarahmu?
Mungkinkah aku menuju lain hati bila nyatanya hariku terpaut pada senyummu?
Bila memang rindu tak lagi mampu luluhkan kerasnya ego kita, mungkin benci adalah cara terakhir agar bisa melupa.
.
Tampikku pada sumbang suara, kau masih disana menanti.
Bodoh? Memang kapan aku mampu berlogika semenjak kau datang beri suasana hangat hari?
Bahkan kopi hitam favoritku kutinggalkan kala kutemukanmu, Adiksi.
.
Apalah arti penjelasan, bila pintu duniamu sudah kau kunci, mati.
Kuracuni, sengaja, agar kau tak risau dengan terkuburnya mimpi.
Mimpi yang pernah kita bangun bersama dengan suka.
Hingga sadar mimpi itu terlalu tinggi nan mahal untuk digapai dengan tangga sederhana.
.
Hingga bertemu suatu hari, dengan mimpi yang sudah berganti.
Karena, sejukmulah muara hati.

.
kita pernah lihat laut ini berdua
img src: dokumen pribadi

--
Laut, 13 Juni 2017, --.--
Reposted from my instagram

Bulan Juni, tertanggal 19, hari ini.
Berlalulah satu purnama penuh dan setengah bulan mati.
Kamu tahu, masih saja kurasa tak genap relung hati.
Teronggok, tergeletak tak berdaya di sudut mati.

Sunday, June 18, 2017

Rumah lukaku.

Kala itu langit begitu teduh kala ia datang kepadaku.
Tanpa berkata sepatah katapun, ia mengantarkan kamu.
Kamu adalah jawaban atas pertanyaan lalu.
Ketika hati merasa sunyi.
Di waktu sepi merajai hari.
Kala tanya akan kosongnya hati mencari isi.
Kamu hadir, mengisi sela jemari.

Kamu...
Datang membawa sebuah nama yang menjadi lantun lagu dalam setiap hatur doa.
Membawa resah dan rindu menyatu dalam degup dada.
Mengakar kuat pada tiap pembuluh vena.
Menuju jantung untuk kembali dipompa, namamu.
Dan hatiku luluh.
Padamu pembawa penuh rasa.
Resah pada malam panjang penuh senyum asa.

Kamu..
Sekejap mewarna, dari kelamnya awan kelabu.
Penenun pelangi.
Pelukis mimpi.
Pencipta damai hari.
Menggenggam erat hati, menyawakan segala yang mati.
Hingga namamu bukanlah sebuah pilihan.
Namamu adalah sebuah sandaran.
Tempat kembali paling aman.
Bahu untuk menangis karena gundah paling nyaman.
Kamu lalu menjadi sebuah nama favorit dalam sebuah perjalanan.
Seiring kita melangkah untuk satu tujuan.
Pikirku.

Kamu...
Ketika kamu tiba-tiba kembali, tersenyum bahagia.
Sembari menorehkan luka.
Menusukkan belati perlahan, dan semakin dalam.
Aku memilu melihatnya.
Bila alasanku bahagia adalah pembawa derita.
Bila tempatku pulang adalah tempat yang tak menerima.
Bila penenangku adalah penggundah berbisa.
Aku hanya bisa memasrah menerima derita yang kau cipta.
Aku hanyalah secarik kertas lusuh yang kau gores dengan pena.
Dengan gores yang terlalu dalam.
Kujahit kusatukan kembali, kuberikan, lalu kau robek dengan seksama, perlahan dan begitu rapi.
Dan aku hanyalah aku yang tetap melangkah maju, menuju dirimu yang menghunus pedang, tepat di ulu hati.
Memotong nadi yang telah penuh dengan namamu.
Menghambur mimpi yang kupondasi sendiri, untuk bersamamu.

Kamu..
Masih pada nama itu aku menuju.
Sesekali aku coba berhenti, memetakan arah, mencari jalan yang lebih baik.
Namun bait pertama denganmu begitu terdengar merdu.
Mengajakku kembali pulang padamu.
Dan masih pada nama itu aku menuju.
Memberikan maaf.
Melupa benci dan khilaf.
Menujumu.

Kamu..
Masih selalu kamu arah tertuju.
Pemberi bahagia dalam luka.
Dan janganlah lagi kamu.
Pencipta luka dalam bahagia.

Karena kamu, rumahku untuk kembali pulang.
Selalu.

--
Anganku, 18 Juni 2017, 23.18
Kucipta kamu, rumah lukaku.

Pulang

Karena pada akhirnya menikah bukanlah sebuah perlombaan, siapa yang sampai di garis finish duluan adalah yang menang, adalah yang lebih hebat.
Pada akhirnya menikah adalah menemukan satu pelabuhan paling tepat, belum tentu paling indah dan menjanjikan, tapi di sanalah tempat menambatkan dan menurunkan layar.
Menikah adalah akhir pencarian, dari ribu tawaran merapat, berakhir dengan satu tempat.

Ingatlah, Sobat.
Ketika sauh sudah kau lempar, jangan berpikir untuk mengangkat jangkar, lalu berlayar.
Sebab kau sudah pulang..

Iya, pulang.

--
Kasur malas, 17 Juni 2017, 05.30
:)

Saturday, June 17, 2017

Mengapa dengan senyummu?
Ada yang tersembunyikah?

Kurasa cukup mengenalmu.
Mengenal senyum itu.
Lepas atau tak bebas.

Mengapa denganmu?

--
Kasur malas, 17 Juni 2017, 22.40

Friday, June 16, 2017

Halo, Sayang.
Ntah ini hari keberapa sejak terakhir aku mengirimkan surat untukmu.
Lama sela jemari ini kosong tanpa genggammu.
Apa kesibukanmu saat ini?
Sedang mendesain gedungkah? Mengurusi project deadline bulan ini? Atau bahkan sedang mengurusi pasienmu dengan penuh sabar?
Ah, masih menjadi rahasia hingga kini.
Biarlah nanti kita bertemu melalui caraNya yang paling indah.

Kamu tahu, semalam aku memimpikanmu. Hehe.
Iya, aku memimpikanmu.
Padahal aku bukanlah seorang unrealistic dreamer.
Tapi sebelum aku memejam mata, semalam aku meminta kepadaNya untuk dipertemukan denganmu.
Dan wajahmu samar kulihat, tak begitu jelas.
Namun, pun begitu aku bahagia.
Cukuplah kujaga hati yang sudah bertambal ini, hingga nanti kita bertemu, hingga halal.

Oiya, kesibukanku sedikit berkurang bulan puasa ini.
Selain karena para mahasiswa yang sudah mulai liburan, kebanyakan waktuku kuhabiskan untuk memperbaiki sistem usahaku.
Aku sedikit mengurangi kegiatan di lapangan karena makin lama tulang punggungku terasa semakin tak lurus dan mudah nyeri.
Bahkan dulu ketika awal merintis usaha ini, hampir tiap pagi aku tak mampu berjalan karena nyeri, hanya kutahan saja, toh akan sembuh sendiri nanti.

Oiya, bila nanti kamu adalah seorang dokter, aku mau kamu yang mengobati, ya.
Pun bila bukan, yasudah kita cari obatnya. Hehehe.

Pagi ini seperti biasa aku jogging untuk menjaga bentuk tubuh, tenang aku masih berpuasa kok. Semalam aku makan ayam goreng hingga 8 potong soalnya. Haha.

Ah, sudah makin siang, aku kembali bekerja dulu ya, Cantik.
Sampai nanti kita bertemu.
Selamat menjalani hari, Duniaku.

--
Jatimas 2, 16 Juni 2017, 08.30
10 malam terakhir, semoga doa yang kita haturkan ramadhan ini dikabulkan, ya. :)

Jangan ngurusin yang ga ngurusin.. ngabis-abisin waktu itu namanya. Urusin yang jelas aja, yang sayang, atau masa depan contohnya.

Dinyinyirin mah udah biasa. Hidup kalo lurus-lurus aja juga kayanya gamungkin. Kalo semuanya suka malah aneh, toh hidup itu hakikatnya seimbang. Kaya atas-bawah, siang-malam, pria-wanita, semuanya deh. Jadi ngomongin jodoh, ya pasti imbang juga kaya kamu. Kalo kamu baik ya dia bakal baik juga. Kalo kamu pura-pura baik, mau dapet yang pura-pura baik juga? Hm.

Yaudahlah, ini udah imsak. Selamat puasa ya, Cantik. Aku tunggu kamu dateng, nanti tak main ke rumah langsung tak lamar aja wes. Semalem makasih udah nemuin walaupun bentar. Akunya masih kangen, tapi kamu ga balik-balik.

Oiya, kalo telat gausah ngadu ke aku lagi ya. Aku udah ga ngurusin yang kaya gitu.

--
Kasur malas, 16 Juni 2017, 04.35
Nulis pas ngantuk itu semacam orang mabok terus ngomong. Hehe

Thursday, June 15, 2017

Klakustik dan ngantuk

Gue udah ngantuk. Tapi rasanya bakal ada yang kurang kalo misalnya gue ga nulis ini. Lagian kalo besok pasti udh beda feel nulisnya.

Gue barusan youtube-an dengerin banyak musik. Macem-macem banget deh yang gue dengerin dari lagu lama sampe lagu baru, rock sampe pop bahkan accoustic.
Sampe waktu gue dengerin klakustik. Band yang udah lawas banget, dengan vocalistnya katon bagaskara. Ga mungkin gue bahas disini karena mata gue mulai perih. Intinya lagu yang gue suka dari mereka ya tak bisa ke lain hati sama yogyakarta. Menurut gue mantep banget aja mereka buatnya.. lagu romantis ditambah kata-kata yang puitis abis tapi ga menye menye. Apalagi aransemen musik khas jamannya yang udah beda banget sama musik sekarang.

Khusus lagu Yogyakarta, ntah kenapa gue ngarasa ini lagu punya magis tersendiri. Dengan segala kelebihannya lagu ini pasti mampu bikin siapapun yang pernah ke jogja otomatis ngerasa balik lagi ke kota nan syahdu itu.
Tiap kali denger lagu ini gue langsung ngrasa balik ke kota ini deh. Jogja buat gue kaya tempat yang bener bener gue rindu karena banyak cerita dan kenangan disana. Sahabat, teman, mantan, sampe pelarian dari kuliah yang menjemukan.

Lagu yogyakarta selalu bisa nyiptain kangen yang baru mengenai kota itu.

Gue sebenernya masih pengen nulis tapi beneran ga kuat. Haha.. yaudahlah sesekali tulisannya nggantung gapapa ya, yang penting ga ngedua. Hahha.

Oke gue tidur dulu. Karena ga aga yg ucapin, gue ucapin duluan ya. Good night, Peeps. I love you. Semoga suatu saat kita bisa ketemu di Jogja, atau Semarang. :)

--
Kasur malas, 15 Juni 2017, 22.30.
Jogja itu, rindu.

Sikece

Hmh, gatau deh gue pantes apa engga nulis ini disini. Kalo ditulis kok ya malu, kalo ga ditulis kok ya gatel buat ngeshare. yaudahlah ya, ditulis aja gapapa, anggep catatan aja. Ini juga rasanya udah mulai pudar. hehe

Oke, jadi gue barusan aja ngobrol sama temen gue di Prancis dulu (gue ga sebutin nama soalnya gue belum izin dia buat nulis ini), dia bilang pengen berhijab tapi masih ada keraguan, jadilah diskusi kami seputar masalah per-hijaban (Alhamdulillah gue sampe sekarang belum berhijab juga). Diskusinya asik dan seru, karena gue jadi tau perspektif cewe mengenai keraguan akan berhijab, bingung antara panggilan hati atau karena yang lain, juga hambatan yang mungkin ada di depannya (paling ngeselin adalah ketika dia bilang temennya bilang, 'cewe berhijab itu simbol dia inferior dari laki-laki.' Fix bikin pengen nampol yang ngomong!).

Gue kenal dia sekitar 5 tahun (bahkan lebih), dan dia sering curhat soal apa yang dia rasain atau pikirin. Gue memang jarang komunikasi sama dia, tapi tiap kali ngobrol, pasti ada aja bahan yang diobrolin, karena jarangnya ngobrol kadang gue juga rasa kangen sama dia. (cie kangen). Obrolanpun berlanjut ke nanya kabar dan bagaimana kehidupan berjalan, dia cerita sekarang tinggal di Jakarta, jadi seorang mahasiswi disana, dan sempet cerita juga soal si pacar. Hmm, namanya cewe ceritanya ga jauh-jauh dari itu sih sebenernya. Tapi gue pribadi selalu seneng dengerin cerita dari temen-temen gue. Karena itu yang bikin gue ngerasa dekat sama mereka sekalipun berjarak. hehe.

Oke cukup cerita soal dianya, sebenernya diantara obrolan itu, gue sempet ngomong sama dia, 'De, kalo ada yang bisa dikenalin sama mas, bilang yak haha. Mas sedang mencari jodoh juga niih hehehe.'. Oke, ini pernyataan gatau malu dari seorang gue sebenernya. Tapi yaudahlah ya, udah kenal lama ini. Lagian biasanya kalo gue bilang gitu, jawabannya paling, 'Lah yang kemarin mana, Cip?' atau 'Wah, temen-temen gue udah pada punya, Cip.' bisa juga 'Duh, Cip. Gue takut nyomblang-nyomblangin.' Itu jawaban awal doang sih. Intinya mereka nolak, terus ujungnya mereka ngecengin  karena gue ga kunjung berjodoh dan nulis galau mulu. :(

Tapi, kali ini engga! Jawabannya di luar ekspektasi gue! Dia ngejawab, 'Iyaah. coba coba cek instagram nya. *tiiiitt* M**t* . kayanya single dgr2 pingin taaruf.' (Jujur) Gue bengong sih sama jawabannya. Karena jarang aja gitu ada yang mau ngenalin. Biasanya zonk atau malah dikasih kenalan cowo (kan kampret, memang eke cowo apakah!!) Akhirnya, gue diem-diem cari dong itu instagramnya...

dan..

Berisi penuh, sepertinya sudah harus ditumpahkan.
Pikir ini terlalu banyak, tak rumit, hanya harus dituang perlahan, satu-persatu.
Bahkan untuk berlari pagi aku malas, pun matahari tak kunjung menyapa, ia mulai membenciku mungkin.

Semalam aku bertemu ulang dengan tiga muda.
Semangat yang luar biasa, tapi belum tahu arah akan kemana.
Aku pernah seperti mereka, dengan idealisme luar biasa, menikmati lajang dengan suka, fokus pada asa.
Bahagia dan hanya bahagia, karena tanpa harap, tanpa bicara.

Hariku indah, tak perlu ada kau atau kau yang lain ada disana.
Karena ego bikin buta, acuh karena jemu, luka bikin bisu.
Lebih baik aku jadi aku yang dulu.
Si bangsat yang tak gentar oleh apapun, bahkan ketika sebilah golok kau acung dan kalungkan padaku.

Nyawa?
Ah Dia yang punya, jangan takut kehilangan sesuatu yang tak kau miliki.
Malulah bila kau mengaku-aku apa yang bukan milikmu.

Sejatinya, apa yang kita miliki?

Nanti malam, temani aku menonton, ya. :)

--
Kasur malas, 15 Juni 2017. 08.25

Wednesday, June 14, 2017

Lagi pilek

Well, ada beberapa hal yang mau gue bahas sebenernya. Mengenai LSM yang diinfoin sama salah satu pembaca gue, lalu info beasiswa (sekalian gue lagi nyari cara biar bisa jalan-jalan lagi tahun depan), ngebahas beberapa lagu favorit gue dari masa ke masa, dan menulis bebas. Tapi gabisaa. Karena apa? Karena gue PILEK!!

Heuh, udah ga abis pikir deh soal pilek ini. Penyakit paling gaenak karena bikin gabisa apa apa. Mulai dari idung mampet, kepala kliyengan, bawaannya gabisa mikir jernih, sama yang paling parah itu kalo pilek bawaannya emosi!!!! Grrr.

Oiya selain pilek, kemarin gue ngobrol sama Dafa, penulis bebas juga, sama kaya gue. Gue sama dia ngebahas soal tulisan-tulisan gue. haha. Doi bilang tulisan gue bikin baper (memang orangnya baperan, jadi bukan salah gue jadi baper).
Well, gue dan dia sepakat kalo namanya nulis itu buah pikir, dan lo ga harus lagi sedih buat ngehasilin tulisan yang 'berjiwa' sedih. Kaya akhir-akhir ini deh, tulisan gue berkisar antara cincaa dan liku-likunya. Mulai dari pertemuan, perpisahan, mendua, khianat, ditinggal pergi, nunggu, dsb. Padahal gue sendiri sih lagi biasa biasa aja (oke gue ga sebiasa itu memang, tapi pas nulis gue sober loh, dalam artian ga kondisi depresi atau broken heart gitu).

Mungkin, dasarnya self branding gue yang 'galauan' ya, jadi apapun yg gue tulis pasti dikaitin sama keadaan negatif seseorang ketika berhadapan sama rasa suka atau sayang dengan lain jenis. Gapapa sih, ga masalah juga, yang penting ada yang baca hahaha..

Ada beberapa yang suka, ada yang gasuka. Wajar aja sih, we can not please everyone, right? Hehe.

Udah ah, ini efek pilek pikiran kemana-mana. Yang jelas menulis bisa bikin bahagia dan ngebantu gue banget buat mulihin hati atau sekedar lepasin apa yang ada di otak gue. Manusia ga selamanya mau denger, tapi secarik kertas bakal setia nunggu ditulis atau bahkan dicoret-coret dengan perasaan apapun. Jadi, manusia kalah setia sama kertas. Hehe.

Ps. Gue kangen nulis surat buat calon istri.
Pps. Pilek ini bikin gabisa tidur, butuh disayang kali ya. Haha.

--
Sembari nyoba tidur di kamar, 14 Juni 2017. 14.24

Tuesday, June 13, 2017

Halo!

Gue ga nyangka ternyata pembaca blog ini cukup variatif lho! Dari mahasiswa, pebisnis, dosen, guru, penyiar radio, dan banyak lagi! Gue baru tahu dari email yang masuk buat diskusi soal post gue yang Aku telat... , dengan berbagai perspektif juga solusi. Bahkan gue diinfoin ada LSM di Jatim yang concern masalah ini. Nanti mungkin beberapa bakal gue post deh, seizin yang ngasih info dan yang diskusi sama gue pastinya. Hehe.

Makasih buat semua yang nyempetin waktu ngebaca blog ini bahkan mau diskusi panjang sama gue. Semoga kehidupan kalian ga keganggu dengan tulisan-tulisan gue dan ga ngasih dampak negatif patinya. Hehe

Oiya, gue ada rencana buat ngerombak ulang blog ini. Bukan ngerombak sih bahasanya, mungkin lebih ke memperbaiki kali ya, biar ga galau terus sama monoton itu itu aja yang gue bahas. Kalau memang ada kritik, saran, ataupun ide tambahan demi makin baiknya tulisan-tulisan gue, bakal sangat gue hargai. Langsung aja kirim ke cwjati@gmail.com yaa saran-sarannya. Gue sepertinya pengen nambah 'keseriusan' gue dalam menulis haha. Siapa tahu beneran ketemu jodoh, kan? Hehe.

Salam hangat,
Cipta/Jati/Wek/apapun panggilan gue

--

Tawaran Rindu

Kudapati kamu menunggu disitu,
Tepat di depan ambang pintu duniaku,
Tersenyum sembari tawarkan ruang hatimu,
Masih sama seperti beberapa waktu lalu.

Aku tahu,
Kamu tahu aku sedang cari tempat berlabuh
Selalu kamu berikan tempat berteduh,
Dengan segala keluh dan peluh.

Sempat terbersit tenang di masa itu,
Tergelitik oleh cerita dulu,
Kala aku cari kamu dari lelahnya jalani waktu,
Hingga timbul rindu.


Namun, apakah dia kamu?
Yang kulayang surat selalu.
Kuketik satu persatu,
Berharap sampai padamu.

Bila memang aku bersamamu,
Aku ingin tahu sejauh mana setiamu.
Karena, aku butuh waktu.

--
Jatimas 1, Juni 2017 07.43
Maaf, aku tak cari yang sesaat semu.

Monday, June 12, 2017

Wanita, berharga.

Wanita, adalah sesosok lembut yang terlihat rapuh.
Namun sadarkah kalian, wahai lelaki berbadan tegap,
Bahwa mereka jauh lebih tangguh, mereka jauh lebih kuat darimu.

img src: google.com
Mampukah dirimu mengatur segala seteliti wanita yang rapi menata semua?
Sanggupkah dirimu menahan beban seperti seorang wanita bertanggung jawab atas hidupmu dan hidupnya?
Dapatkah kamu bekerja keras layaknya wanita karir yang mengurus bayinya?
Bisakah engkau tak mengeluh atas tekanan luar biasa bagai wanita yang mampu tampung segala cerita?

Kuyakin tidak.
Pun 10 lelaki berkumpul untuk saling mengatur hidup, tak akan sebanding dengan 1 wanita yang menata hidupmu.

Muliakanlah mereka para wanita.
Karena kau tak tahu seberapa berat perjuangannya.
Jangan sekalipun kau sebut mereka dengan perkataan yang tak pantas.
Bagaimanapun, mereka lebih berharga, sekalipun mereka pramuria, belajarlah menggunakan kata yang baik padanya.

Pria, mulut adalah hargamu.
Pantasnya mereka untuk dicinta dan dalam perlindunganmu.
Jagalah mereka sebagaimana kau menjaga ibumu.
Bila belum mampu, setidaknya ucapkan kalimat pembahagia bagi mereka, calon ibu.

--
Kamar coklat, 11 Juni 2017. 02.21
Bukan urusan gue mmg, tapi yaudahlah. Bahagia bikin buta. Gue juga pernah begitu.

Coba tengok ke belakang

Dear kamu yang lagi patah hati,

Jangan mikir dunia berhenti hanya karena satu orang pergi ninggalin duniamu. Coba liat ke belakang bentar, sesusah itukah hidup tanpa dia?



'Tapi gue gabisa tanpa dia, Cip.' 
Halah BULLSHIT! Kamu pernah kok lebih bahagia waktu sebelum sama dia. Lupa tah gimana bahagianya waktu kumpul sama temen-temen dulu? Bisa ngobrol dan bonceng siapapun tanpa takut dicurigain atau cemburu. Seru kan? Dunia ga sesempit itu bos, patah hati itu cuma bikin kamu keguncang sesaat kok, dan kamu harus bangkit! Jangan biarin satu orang yang ga berharga bikin hidup kamu berantakan. Ada Dia yang bales kok, tenang aja. :)

'Gue masih aja kepikiran sama dia, Cip.' 
Percaya ga kalo dia sekarang lagi bahagia dengan hidupnya? Ga bakalan deh sempet mikirin kamu yang ditinggalin. So, kamu lakuin hal yang sama, yaitu BAHAGIA! Segera kembali ke hidupmu yang lama, yang udah bahagia walaupun ga ada dia. Semurah itukah nilai kebahagiaanmu cuma dengan ditinggal pergi satu orang, terus waktu hidup kamu sia-siakan? Masih ada keluarga yang selalu ada lho, ayah ibu yang gapernah berhenti sayang, saudara yang gapernah pergi, dan sahabat yang siap support kapan aja kamu butuh. Inget, sekalipun gapunya siapa-siapa, kamu selalu punya Tuhan yang bakal selalu ada, selalu dekat, kamunya aja yang ngejauh mulu.

'Apa karena gue ga baik buat dia, terus dia pergi ya, Cip?' 
Bro, ga ada yang sempurna di dunia ini, kamu baik kok! Dia pergi bukan karena kamu ga baik, justru karena kamu terlalu baik buat dia makanya dia ga sanggup sama kamu. Santai aja, selama kamu gapernah khianat dan menyalahi hubungan kamu sama dia. Pasti ada yang lebih baik dan lagi nunggu kamu buat gantiin dia yang sepele itu. Tapi, bakal beda ceritanya kalo kamu ditinggalin karena kamunya yang selingkuh ya. hehe.
Yakin deh sesuatu yang baik bakal buat yang baik juga. Gamungkinlah perempuan baik mau sama cowo jahat, kecuali ada kebaikan dalam diri cowo itu.

Ditambah lagi. kalau terus-terusan sedih, apa mungkin yang baru mau sama kamu? Pas PDKT bawaannya galau, inget mantan dikit langsung sedih, liat doi ada kurangnya dikit langsung dibandingin sama yang lama, harusnya kamu bisa nunjukin kelebihan eh malah keliatan lemah. Udah-udah lagi deh mikirin mantan. Intinya ya, kalo dia memang masih sayang gamungkin kamu dimantanin, lagian kalo udah jadi mantan ngapain masih disayangin?

Be humble, be positive to everyone, be your-best-self everytime everywhere. Karena kamu ga bakal pernah tahu kapan kamu bakal ketemu sama jodohmu. Jodoh mah pasti ketemu, percaya deh.

Jadi, masih mau sedih terus nih?

Salam sayang,
dari yang tau rasanya ditinggalin


Ps. Share ya ke temen kamu yang lagi patah hati. Siapa tau bisa bantu ngelegain rasa. Hehe.
Pps. Diskusi lebih lanjut langsung ke cwjati@gmail.com yaa
--
Jatimas 1, 12 Juni 2017, 08.45
Gue bikin ini waktu sebelum meeting finansial sama anak-anak. Ngumpulin mahar memang jauh lebih asik daripada mikirin mantan.
Padamu yang bertekuk karena cinta.
Aku mengerti gundah buatmu tak mampu lelap.
Terpana buai senyum makhlukNya.
Indah paras serta teduh tatap mata.

Buatmu selalu ingin pulang segera.

Aku pernah rasakannya.
Kala rasa mampu percepat debar di dada.
Balasan pesan bisa cipta senyum seulas.
Lalu kaupun sadar harimu makin berwarna.

Namun,
Pantaskah kali ini bersama?
Bisakah bertahan dan menerima?
Atau sesaat seperti lainnya?

Jangan berkiprah terlalu banyak.
Jangan berjuang terlalu lama
Bila nyatanya semu semata.
Bila nyatanya berakhir luka.

Tak kecewakah bila ternyata kau menjaga dia yang ternyata untuknya?

Jangan rindu aku, pun aku tak bisa membalasnya.
Simpan saja aku dalam doamu, sampaikan padaNya.
Siapa tahu doamu diijabah, 'kan?

--
Kamar, 12 Juni 2017, 07.12
Ujan, dingin..

Sunday, June 11, 2017

Ah, hati itu curang.
Bila senang dia simpan sendiri, bila sedih ia banyak berbagi, bila rindu ia curah lalu tulis.

Aku bahagia hari ini.
Terima kasih, kamu.

--
Kampung Bambu. 11 Juni 2017 12.00-23.12

Saturday, June 10, 2017

Harga kasih sayang.

Oke gue pengen nulis ini karena tiba-tiba gue keingetan satu kejadian kecil tahun lalu. Waktu itu gue ngasih kado buat orang, dan yang namanya kado kalo buat gue sih yang penting itu gunanya. Gue pernah nih dikasih dompet yang harganya mahal banget, gue malah terharu karena gue tau ga gampang buat ngumpulin duit sebanyak itu. Halah, malah kemana-mana. Singkat cerita, orang yang gue kasih kado itu seneng dan nunjukin ke temen-temennya, menurut cerita sih, respon temen-temennya biasa aja kecuali satu orang, dia bilang, 'Dari Cipta ya? Gabisa ngasih yang lebih mahal ya dia? Gapunya duit ya?'

Hmm, nyelekit sih memang, tapi yaudahlah udah lewat juga. Gue juga gatau apa alasan dia bilang gitu. Mungkin ada unsur gasuka sama gue, tapi terlepas dari bener engga omongannya, gue jadi berpikir, segitu pentingnyakah 'harga' dari sesuatu yang kita beri? Bukankah kado atau gift itu adalah bentuk kasih sayang yang dirupakan dalam sebuah benda?

Dari situ, gue juga introspeksi diri, jangan-jangan gue juga melihat sesuatu dari 'eksplisit'nya, bukan 'implisit'nya. Terus, gue kebayang misalnya gue gapunya apa yang gue punya sekarang, apa mungkin gue bisa sebahagia ini? Dalam artian, gue bersyukur sekarang ini masih punya orang tua yang selalu support gue, bahkan selalu ngajarin buat berbagi sekalipun dalam keadaan sempit. Ditambah lagi, kalau diberi, apapun bentuknya, gue diwajibin buat menghargai, se ga suka apapun kita, se ga butuh apapun kita. Karena yakin deh, buat dapetin itu semua ga gampang. Contohnya aja, gue pernah dikasih tissue buat ngebersihin debu di muka gue. Hal kecil sih, tapi bahagia banget soalnya harga tissue yang gasampe 10rb itu bukti kalo ada yang perhatian sama gue. Gue pernah dibikinin nasi goreng sama bubur manado, aga keasinan sih, tapi bahagia banget deh, nagih banget! Bukan rasa atau harganya, tapi perhatiannya.

dipeluk nyokap sama istri itu bahagianya kuadrat! :))
img src: google.com


Bila aku jatuh cinta lagi

Bila aku jatuh cinta lagi.
Pertemukanlah aku pada dia yang mencintaiku karenaMu.
Karena cukup aku dicintai karena aku, bukan 'Mu.
Sesaat dan semu,
Bahkan dipenuhi nafsu.

Tuhanku,
Bila memang noda diri terlalu pekat,
Lalu kau sandingkan aku dengan dia yang memiliki noda masa lalu,
Aku ikhlas,
Aku percaya, dialah terbaik dariMu untukku. 

Walau tak merdu, simak bacaanku ya, nanti.
img src: google.com
Cukuplah aku bermain dengan banyak hati.
Kali ini aku serahkan sepenuhnya padaMu,
Sang pembolak-balik hati.
Karena, terlalu lama aku jauh dariMu.

dan...

Bila aku jatuh cinta lagi,
Jatuhkanlah hati ini pada dia yang hatinya hanya tertuju padaMu
Dia yang lantunan katanya selalu bertasbih untukMu sembari mendoakanku.
Pada hati yang kau tunjuk untuk kembali mencintaiku, Penyempurna hidupku.

--
Jatimas 1, 10 Juni 2017, 10.23
Setengah dienku, Kamu.

Males jogging

Gue males banget bangun dari kasur pagi ini. Padahal harusnya bisa jogging seperti biasa, padahal bisa ngecek kerjaan anak-anak lebih pagi. Au deh.

liat beginian jadi kangen ibrahim. :(
img src: google.co.id
Beberapa hari ini juga gue jadi gampang kesel banget. Ya kalo cuma sebatas chat atau telpon gamungkin ketauan sih gue lagi kesel apa engga. Tapi yang deket sama gue ini yang beneran ngerasain bedanya. Ada yang ga pas di hati gue dikiit aja, langsung deh ngomel. Ada yang bikin kzl dikiit aja langsung deh eteb. Duh.

Pun ini gue sekarang ngetiknya sambil ngantuk-ngantuk. sambil nguap gajelas. Beda banget sama keadaan awal gue bangun bisnis ini, bahkan tidur dua jam buat gue udah lama banget. Megang ponsel kelamaan buat gue itu buang-buang waktu, buang-buang duit. Bahkan, gue cuekin semua orang terdekat guem sampe nyokap gue protes kalo gue udah ga ada waktu buat sekedar ngobrol sama doi.

Jenuh? Mungkin. Tapi yang pasti gue tahu sekarang, ga ada usaha yang sia-sia, dan yang namanya jadi pebisnis itu ga segampang keliatannya. Ga melulu soal duit, tapi memang pemanfaatan waktu yang baik, juga ngebagi kesempatan buat bareng mereka yang lo sayang.

Gue ngerasa bersalah sama kondisi dimana gue sempet ninggalin mereka yang selalu kasih support dan kasih buat gue, sementara gue cuma ribet ngejer duit. Berkabar seadanya. Syukurlah sekarang gue udah diingetin, gue diingetin dengan cara yang lumayan perih sih. Ketika tiba-tiba mereka yang gue sayang pergi gitu aja termasuk anak kesayangan, waktu yang harusnya bisa bareng sekedar nanya perkembangan atau tau gimana kondisi mereka habis gitu aja, lewat gitu aja. Tiba-tiba mereka harus pergi, harus ga disini lagi, terus kerasa sepi aja rasanya disini. Hal ini yang terus buat gue mikir, kalo terus nyari duit tapi gabisa bagi waktu sama keluarga, duitnya buat apa hayoo? Kalo terus-terusan ngumpulin mahar tapi yang diniatin buat dikasih mahar ga dikasih perhatian, terus maharnya buat siapa? hmm.

Friday, June 9, 2017

Flashback

Ada yang lucu dalam perjalanan kali ini, iya gue lagi di perjalanan dari Malang sampe Lampung. Sepanjang perjalanan, banyak hal yg gue rasa mirip banget sama perjalanan Banyuwangi-Lampung terakhir gue make mobil bulan Februari 2016. Setahun setengah yang udah lewat berarti.

Waktu itu perjalanan tiba-tiba karena nyokap gue yang sakit dan jadinya gue harus balik cepet. Perjalanan penuh cinta, antara anak dan nyokap juga gue dan kisah gue yang terakhir. Hehe. Kisah yang sebenernya ga seindah keliatannya. *halah* *lalu mewek*

Jadi sepanjang perjananan gue sengaja ngadepin memori gue selama 1.5 tahun ini. Dari gue ngabarin sepanjang perjalanan (yang engga dibales), lewatin semua jalan yang gue pilih menuju Jakarta (di tol Cipali gue dulu nelpon dia sepanjang jalan buat nahan ngantuk dan ga tabrakan), ngeliat penginapan gue waktu pertama ketemu, buka di tempat gue biasa makan di Gambir, mampirin semua kosan dia (dia beberapa kali pindah kosan), ke warung nasi goreng depan kosannya dimana gue sempetin pinjem gitar abang pengamen (walaupun warungnya udah ga ada), nyusurin jalan cikini sampe RSCM, duduk di McD dimana gue pertama kali kenalin dia sama sahabat-sahabat gue, bahkan secara ga sengaja gue baliknya lewat jalan yang dulu gue nyasar buat ke Merak. Haha. Kalo disebutin satu-satu mungkin bakal ga cukup deh postnya. Hahaha.

Thursday, June 8, 2017

Pilihan, pilihanmu.

Halo, Rindu.
Bagaimana harimu? Lelahkah dengan rutinitas harian yang menyita waktu?
Kulihat kamu begitu bahagia disana, disinipun aku begitu.
Hari-hariku kembali menjadi sama seperti saat kita belum bertemu.

Rindu,
Banyak yang ingin kuceritakan.
Mengenai hampa, arah, juga asa.
Begitu jauh aku mengulang dari timur hingga ke barat pulau.
Sekedar untuk mengenang, berikan salam perpisahan, pada kenangan.

Kamu, begitu kupercaya.
Jangankan sekedar memilih dompet atau baju untuk kupakai dalam sebuah acara.
Apapun itu, bila pilihanmu, aku yakin, itulah yang terbaik untukku, untuk kita.
Sekalipun dada ini harus sesak melihatmu bahagia.
Sekalipun aku harus membohongi diri dan buat kau benci agar lebih mudah kau kembali ceria.
Aku percaya, kamu mampu pilihkan yang terbaik untuk kita.

Bila nanti kita bertemu, peluk aku ya. Aku rindu.
Boleh, kan? :)

Selamat malam, Rindu.

--

Maaf ya, Ntan..

"Pak, Bapak udah mau nikah ya?"
Itu pertanyaan yang akhir-akhir ini sering gue dapetin dari beberapa mahasiswa, temen-temen, juga anak angkat, haha. Lucu sih, pertanyaannya. Gue gatau, kenapa mereka nanya itu, apa gara-gara muka gue beranjak tua, atau brewok yang gue cukur tanda gue patah hati ini? Tau deh.
Hmm, nikah ya? Memang ada gitu yang ga pengen nikah? Hayoo coba tunjuk tangan siapa yang gamau nikah? Kalo pertanyaan ini diajuin sama mahasiswi semester akhir yang lagi berjuang dengan tugas akhirnya, gue yakin jawabannya 97% pengen nikah, dibanding harus ngerjain skripsi atau tesis! Haha. (Sotoy ya? Haha. Ga lucu ya? Maaf deh)

Okay, soal nikah, gue aga bingung jawabnya. Karena kalo ngomong engga ya guenya memang udah pengen nikah, kalo ngomong udah, calonnya yang belum ada. Terus piyee??

Kemarin ada sih sosok yang pengen (bahkan udah) gue ajak serius. Kalo ngomong seriusnya sampe mana, gausah diomongin deh, nanti baper dan berujung gue nulis novel saking roller coasternya cerita gue sama doi. haha. FYI, Beberapa orang yg gue ceritain sampe nangis pas dengerin ceritanya (mungkin karena gue terlalu menghayati ceritanya). Tapi yaudahlah ya, jodoh itu udah ada tulisannya kok. Kalo ga jodoh, mau dipaksa gimana juga ga bakal bisa, dan kalau jodoh, mau lari gimana juga pasti ketemu. Mungkin kemarin gue lagi jagain jodoh orang, atau bisa jadi, suatu saat nanti dia balik lagi dengan pribadi yang lebih baik? Cuy, kita ga ada yang tau apa yang akan terjadi 5 menit ke depan kan?? Tapi kalo beneran balik, banyak sih yang harus lebih dulu gue omongin sama dia.

Sob, apa bakal sama ngulangin rasa yang dulu pernah ada dan pernah udah? huft. Mungkin bakal kaya lagunya Raisa - Kali Kedua. Ujungnya jadi Raisa - Sang Rembulan, berakhir dengan Raisa - Usai di Sini, yang tiba tiba jadi lamaran Raisa - Hamish. Damn.

Wednesday, June 7, 2017

Gusar

Hai, Penenang Hati.
Aku ingin cerita mengenai pagi ini dan beberapa pagi kemarin.
Ntah kenapa, aku jadi segusar ini. Menjadi orang yang emosinya tinggi. Melihat sesuatu yang tak sesuai hati, rasanya aku ingin meluap-luap. Menumpahkan semuanya pada yang ada di sekelilingku.

Biasanya, aku tumpahkan pada satu, bercerita, mengeluh, bahkan luap kesal dan sesal. Mungkin aku butuh proses kali ini, menahan diri, juga hati. Sembari menunggu kamu. Maaf bila aku suatu saat nanti tak mampu menahan diri. Bukan, aku bukan salahkan kamu, hanya aku mungkin kelepasan nanti.

Rindu, bila nanti aku pulang kerja, jangan kau beri raut muka lelah, ya. Karena selelah apapun aku, bertemu denganmu pasti akan menjadi energi baru. Bersama penyemangat yang selalu jadi alasanku untuk bergiat lagi. Biarkan sesekali lelaki sok perkasa ini tidur di pahamu sembari memanja memeluk, mungkin bersihkan telinga akan jadi kegiatan yang kutunggu saat bersamamu.

Aku bukan sosok lemah, tapi boleh kan aku sesekali terlihat tak berdaya di depanmu? Kala itu datang, peluk saja aku. Karena dekapmu sembari memejam mata akan selalu jadi tempat untukku pulang.

Hm, mereka sudah memulai bekerja. Aku mulai hariku dulu ya. Kamu jangan bermalas dengan dunia, karena dunia tak akan menunggu mereka yang bermalas-malasan.

Sampai bertemu di rumah, Kamu. :)

--
Diantara 2 kolam Jatimas 2, 7 Juni 2017, 08.59.
Menulis untukmu selalu mampu redakan emosiku, apalagi bila kita bertemu.

Monday, June 5, 2017

Liburan, yuk.

Selamat malam, Rindu.
Aku sudah aman berada di rumah. Beberapa kali sempat bermasalah mobilnya, tapi syukurlah semua baik saja. Badanku sedikit letih, mungkin kalau sudah ada kamu, aku minta pijit boleh ya? Tak usah terlalu sering, bila aku rasa terlalu lelah saja. Karena harusnya aku yang memijitmu tiap malam sebelum kau tidur. Aku tahu, kamu lebih lelah dariku sementara fisikmu tak sekuat itu. Lelah karena menjaga keteraturan rumah dan bekerja. 

Kamu memang wanita luar biasa, bayangkan betapa lelah kau mengurus rumah dan membagi pikir untukku dan keluarga ini. Ditambah mengurus pekerjaan di kantor nanti.
Terima kasih sudah bekerja yang seharusnya tidak perlu kau lakukan, tapi demi menjaga kehormatanku, kamu rela bagi waktu untuk berkarir dan mengurus rumah ini.
Aku adalah laki-laki yang paling bangga denganmu, sekali lagi terima kasih.

Aku tadi sampai siang hari. Di kapal sempat aku tulis surat untukmu, dan aku jadi sadar, aku lebih suka menulis surat untukmu melalui ponsel ketimbang menggunakan monitor layar besar ini.

Ah, pembicaraanku mulai melantur. Inilah jadinya aku bila lelah dan mengantuk. Sabar ya dengan kelakuanku yang satu ini, yang kamu harus tahu, semua ini karena aku ingin bahagiakanmu.

Eh, sudah kukatakan kalau aku ingin mengajakmu liburan? Aku diajak ke Melaka oleh beberapa teman, bolehkah? Bila tak boleh aku berangkat sendiri, kamu ikut saja yuk biar seru, nanti kita bisa ber-swafoto dan mengabadikan liburan kita. Kita buat video lucu dan kenangan yang banyak! Bila perlu bagikan ke media sosial agar semua orang iri dan tahu betapa unyu kita. Tapi buat orang iri dosa ya? Yasudah kita dokumentasikan sendiri saja kalau begitu. Toh yang terpenting adalah kebahagiaanmu, tak perlulah banyak orang tahu. Hehehe.

nanti kita kesini, ya. :)
img src: google.com
Segera kesini ya, jadi bisa kuajak jalan-jalan. Uangku tak banyak memang, tapi cukuplah untuk kita jalan berdua secara sederhana. Bahagia tak harus mewah, bukan? Tak mesti menginap di resor mahal ataupun penerbangan kelas satu, terpenting adalah aku bersamamu, harta paling berharga bagiku yang tak punya apa-apa.
Bila setuju ingin liburan bersama, segera kabari aku ya. Aku tahu kamu disana, hanya saja kita belum saling yakin dan pantas untuk bertemu.
Aku tunggu kabarmu, Sayang.

Sementara menunggu, aku tidur dulu ya. Aku besok ingin curhat soal kamu denganNya, lalu sahur dan olahraga. Hehe.
Aku rindu.

--
Kamarku, 5 Juni 2017, 09.38

Halo, penawar rindu.
Maaf beberapa hari aku tak mengirim surat untukmu, aku agak lelah menyetir mobil beberapa hari ini antara Jawa Timur hingga nanti ke Sumatra. Kamu tahu, aku berusaha mendekati seseorang saat ini, tapi ternyata tidak digubrisnya aku. Huh, sedih. Padahal kukira yang kudekati itu kamu, ternyata bukan. Eh, apa mungkin itu kamu tapi masih jual mahal? Haha.
Pun kamu mau jual mahal tak apa, karena yang mahal itu lebih berharga. Bilapun aku belum bisa punyaimu, aku akan kembali suatu saat dengan kupunya lebih, jadi lebih pantas untuk aku milikimu.

Oiya, aku sedang di laut, Selat Sunda tepatnya. Menuju pulang ke rumah. Tadinya aku ingin menambah hari di ibukota, tapi aku khawatir nanti menyusahkan orang lain. Jadilah aku independen dan memisahkan diri. Toh aku bebas lakukan apapun. Hehe.

Ada yang ingin kuceritakan mengenai perjalananku kali ini, sudah kutulis di surat satunya hanya belum apik menurutku. Nanti bila sudah jadi pasti kukirim padamu. Sabar ya.

Kamu tahu, Warna Hariku? Aku lega kali ini, bisa berdamai dengan diri sendiri. Ternyata caranya cukup berbeda dengan orang kebanyakan. Dan sering disindir kalau aku belum selesai dengan masa lalu! Ah biarlah, toh aku tahu kamu pasti mengerti kan kenapa aku begini? Kamu yang nantinya bisa merengkuhku kala duka dan jatuh pasti paling tahu arah pikiranku. Bila tersungkur, jangan diinjak ya. Aku tak sekuat itu. Nanti pasti kuberi tahu detailnya.

Ah, ini senin ya? Maaf aku lupa kamu pasti sedang sibuk dengan pekerjaanmu. Selamat bekerja dan berkutat dengan sibukmu. Semoga hari-harimu selalu bahagia disertai lantunan doa yang tak berhenti dariku. Terima kasih, sudah selalu ada sekalipun kita berjarak. Sampai waktu kita bertemu, calon istriku. Aku rindu. Peluk jauh dulu sini. :)

--
Selat Sunda, 5 Juni 2017, 09.15

Halo, abu-abu. Gue lagi di Jakarta nih, sedari kemarin sebetulnya. Akhirnya transit di Jakarta dengan waktu yang paling lama. Sehari lebih. Ga banyak yg gue lakuin di sini selain istirahat karena terlalu lelah nyetir Malang sampe Jakarta sendiri, plus muter2 Jakarta. Dari Slipi, Pasar Baru, dan pastinya Cikini juga Salemba. Hehe. Gue puas disini. Karena akhirnya gue bisa ngadepin apa yang selama ini gue takutin.

Gue jadi kurang nulis karena kebanyakan di jalan. Ya kebayang lah perjalanan 1000km sendiri plus tanpa tidur itu gimana. Ya seperti halu (red:halusinasi) gitu lah. Haha.

Okelah, sebentar lagi gue mau lanjut ke Lampung. Walaupun fisik dan hati lelah, paling engga gue udh berani ambil risiko dan sekarang udah siap nanggungnya. Banyak tulisan yang masih mentah juga jadi draft. Nantilah dihalusin dulu terus dipost pas d Lampung.
Gue solat langsung berangkat lagi ke Lampunh yaa. Anggep aja ngejar tanggung jawab. Hehe.

Sampai bertemu. Gue sampe sekarang masih belum nyangka kalau ternyata gue bisa jatuh cinta dengan ibukota yang gue benci seumur hidup ini.

Cuuss! Xoxo

--

Friday, June 2, 2017

Menunggu tas carrier

Halo, aku sudah di Malang saat ini, menunggu tas carrier yang karena penuhnya kuputuskan untuk kumasukkan bagasi pesawat.
Padahal biasanya bawaanku kumasukkan kabin semua.

Menunggu seperti ini merupakan bagian paling menyebalkan bagiku, selain lama, kadang harus berdesak-desakan.
Aku paling tak tega bila lihat ibu-ibu harus ikut berdesakan menunggu kopernya.
Kemana yang melindungi?
Biasanya kalau bisa aku ikut bantu.

Kamu tahu, menunggu bagasi saja aku tak sabar seperti ini.
Terbayang kan, bagaimana tak sabarnya aku menunggumu?
Hmmmhh, segeralah datang, segera bertemu.

Oiya, tadi ketika check in di bandara. Aku tiba di meja check in sekitar 1 menit sebelum gate ditutup.
Bukan aku namanya kalau tidak mepet waktu atau terlambat sekalian urusan begini.
Kamu harus tahu, aku hampir telat bukan karena belum selesai packing, tapi memang suka berangkat dengan waktu yang sempit.
Percayalah, mereka yang berani berangkat ke bandara dengan waktu yang terbatas adalah petualang sejati. Mereka suka dengan tantangan, menghitung waktu dengan tepat, dan suka ambil risiko besar!
Kamu mau coba juga? He he.
Jangan jewer ya.

Nanti kalau sudah ada kamu, jangan diomeli ya. Aku tahu kamu adalah yang suka teratur dan tak terburu-buru sepertiku. Mungkin dengan dikecup dan diingatkan bisa bikin aku lebih cepat berangkat nanti.

Sayang, aku lupa belum bercerita mengenai hariku kemarin.
Kemarin aku menonton wonder woman, fiktif pahlawan wanita yang menyelamatkan dunia.
Bukan, bukan soal seksinya kostum atau kecantikan Gal Gadot, tapi mengenai romantisme Diana dan Steve.
Ntah, aku langsung membayangkanmu waktu kulihat romantika cerita mereka.
Bertemu di saat terbaik, dengan cara paling unik.
Pastilah degupku tak akan beraturan di pertemuan itu.

Tapi, Gal Gadot cantik sih memang.
Kamu jangan cemburu, ya.
Hehe.

Ah carrierku datang. Sudah dulu ya, Sayang.

--
Bandara Abdurrahman Saleh Malang, 2 Juni 2017. 14.42.

Halo, pewarna hari.
Aku sedang di udara, menuju Malang.
Kali ini bukan murni perjalanan bisnis memang, aku hendak menemui ibu dan anakku.
Oiya, urusan bisnis sudah kubagi dengan penanggung jawabnya kok, jadi tabungan mahar kita kupastikan terkumpul tepat waktu.
Sesuai janji, tahun depan, kan?

Sayang, sedang apa disana?
Sibukkah kamu mengurus waktu?
Berpuasakah hari ini?
Maaf akhir-akhir ini aku sering tak punya waktu.
Ah maaf, aku lagi-lagi beralasan, aku mungkin terlalu sibuk bekerja.
Tujuannya masih sama, agar bisa segera kita nikmati rasanya hidup bersama.
Kamu bersabar sedikit lagi ya, percayalah ini untuk kita.
Walaupun sering kubilang dengan angkuh, 'Aku sedang membangun masa depanku.'
Yang mungkin buatmu bertanya dirimu adakah di masa depan itu.

Aku tahu aku hanyalah sesosok keras kepala disertai ego luar biasa.
Tapi yakinlah, bila nanti kamu menjadi pendampingku, maka kesetiaan, perlindungan, dan pelayanan dariku untukmu adalah garansiku seumur hidup.
Aku akan menjadi pasangan, sahabat, pemimpin, serta kakak terbaikmu.
Yang penting setialah satu shaf di belakangku, simak aku yang sedang mengaji sekalipun kurang merdu, dan saling mengasihi sekalipun dalam ketiadaan.

Hidupku, ada hal yang ingin kusampaikan padamu, mengenai masa laluku.
Kegundahan yang belum pernah kubagi satu kalipun, kecuali dengan Allahku.
Tapi mungkin tidak disini, aku khawatir suratku kali ini ada yang baca selain kamu. Hehe.
Mungkin nanti kusampaikan kala bertemu.

Disertai gebu, aku rindu dekapanmu.
Semoga kita segera bertemu.
Aku mencintaimu sepenuh hati, kamu tahu itu kan?

--
2 Juni 2017, 13.54, kabin pesawat antara Cengkareng dan Malang.

Bila kamu jatuh cinta

Bila nanti kamu jatuh cinta,

Pilihlah cara yang paling tepat untuk merayuNya.
Yang membuat Ia semakin cinta.

Jadilah pria yang romantis,
Menyampaikan rindu, menyebut namanya ketika sujud pada Tuhanmu.

Jadilah sosok yang hatinya teguh.
Menahan diri dari segala dosa atas nama cinta.


Jadilah lelaki tangguh,
Menjaga fisik dan hati dari noda, hingga akad nikah terucap nanti.

Jadilah pemimpin yang utuh,
Menghindari lisan dari janji yang belum tentu bisa penuh.

Jagalah fokusmu untuk memantaskan diri,
Bila telah siap, datanglah padanya dengan cara yang Ia ridhoi.

Sesungguhnya, laki-laki idaman adalah ia yang mampu bersabar dan menjaga.
Hingga tiba waktunya datang pada satu sosok wanita yang meneduhkan hari.
Tempatmu pulang setiap hari.
Pada dia yang akan buatmu jatuh cinta berkali-kali.

--
Akhirnya kita semalam bertemu, sekejap.
Selamat pagi, senyum pagi..
Kita akhirnya bertemu, sebentar, dan mungkin sangat cepat.
Aku masih ragu, mungkinkah itu kamu?
Degup ini seperti dipengaruhi adrenalin dosis tinggi.

Namun biarlah kutahan dulu.
Biarkan aku memantapkan hati.
Karena sudah bukan saatnya bagiku bermain-main mencari kesenangan.
Mencari kebahagiaan semu.
Aku tak tahu apa isi hatimu, benarkah aku atau hanya singgahmu?

Beri waktu aku memperbaiki diri untukmu.
Aku tak mau kita hanya mencari pembenaran atas nama hati.
Karena hati bisa berpaling kapanpun ia mau bila belum terikat dengan benar dan rapi.
Bila memang kita akan bersama, kuharap untuk selamanya.
Bukan hanya mimpi sementara.

Pun mungkin aku bukanlah sosok impian saat ini, bahkan bernoda.
Sabarlah sedikit lagi, aku sedang siapkan yang terbaik untuk masa depan kita nanti.
Bukankah akan selalu ada nikmat lebih bagi mereka yang mau bersabar?
Kamu berbahagialah dengan hidupmu yang sekarang.
Tak akan kuganggu, hingga nanti aku datang ke rumah orangtuamu.

Kujemput ya, sebentar lagi.


--
bila hanya untuk sementara, aku melas dengan hati yang banyak tambalannya ini.

Thursday, June 1, 2017

Selamat pagi, calon istriku.
Hari ini libur, apa rencanamu hari ini? Tidur lagi setelah sholat subuhkah? Atau memulai produktif sedari pagi? Suka-sukamulah, mumpung masih sendiri dan belum kuganggu paginya ntah dengan kiss attack atau sekedar memainkan hidungmu kala kau tidur. Hehe. Pasti memelukmu adalah favoritku ketika bangun tidur dan akan berangkat kerja.

Sekarang aku sedang bersiap-siap jogging, hehe.
Kamu tahu, berat badanku setengah tahun belakangan ini naik hingga 20kg! Karena makan yang tak beraturan dan bekerja terlalu banyak sepertinya. Bisa bayangkan betapa bulan perut indahku? Haha. Aku sering rasa kesulitan bernafas karena timbunan lemak ini. Belum lagi terganggunya aktivitasku karena aku sering mengantuk dan cepat lelah. Ah, padahal katanya aku sedang mengumpulkan uang untuk mahar dan mau menikahimu segera, tapi nyatanya aku masih sering mengeluh begini.

Tapi syukurlah, sudah mulai turun 8kg! 12kilos to go kan? Pokoknya aku mau jaga bentuk tubuh sampai nanti kita ketemu, biar aku pada bentuk yang paling ideal dan kamu segera suka. Oh iya, semoga bukan bentukku saja ya yang disukai, tapi juga kurangku. Karena aku sebenarnya sering emosi. Bersabar ya nanti ketika mungkin aku tak mampu tahan. Peluk saja yang lama, pasti emosiku segera turun didekapmu.

Ah, sudah beranjak siang, aku lari dulu ya. Biar segera turun! hehe.

Oiya, satu lagi. Aku ada rencana menemuinya lagi, bolehkah? Bila boleh, beri isyarat ya. Siapa tahu, yang ingin kutemui itu sesungguhnya kamu, yang nantinya isi tiap pagi hingga aku mati..
Sampai kita bertemu lagi, penyemangat hari. Aku merindukanmu.

--
Asli bulet badan ini. :(