Wednesday, October 1, 2014

Invisible

Hidup selalu penuh dengan kejutan, bukan?

Beberapa hari yang lalu, aku baru saja kembali menginjakkan kakiku di tanah air ini. Negara yang selalu aku rindukan sekalipun sering aku bandingkan dalam hati segala lebih kurangnya. Maafkan aku, tapi itulah hakikat aku sebagai manusia yang cenderung membandingkan sekalipun aku tak menyadarinya.. Namun belum genap satu minggu aku disini. Berbungkus bungkus bingkisan aku terima dan aku buka satu persatu. Isinya selalu membuatku termangu. Baiklah, aku ceritakan isi bingkisan itu.

Hal pertama yang aku rasakan ketika keluar dari bandar udara Soekarno-Hatta hanya satu. Sesak! Aku merasakan udara yang memenuhi rongga paru-paruku relatif lebih terpolusi dan tak bersih. Ditambah lagi para kuda besi yang tak bergerak di jalanan. Aku merasa pikiran ini tertekan, padahal belum lama aku meninggalkan negeriku ini. Ah mungkin aku yang selalu nyaman dengan alam pedesaan kurang cocok hidup di tengah kota dengan keramaian. Yak, udara ternyata menjadi kejutan pertamaku..

Beberapa waktu berselang, aku merasa ada yang hilang. Ada yang tak wajar. Aku merasa ada berita yang menunggu namun tak kunjung tersampaikan. Rasa cemas dan waswas menyelinap namun tak terjelaskan karena apa. Aku hanya bergelayut menunggu berita.
Hingga aku duduk di ruang tahtaku di istana. Aku mendapat berita bahwa sang ratu, pemegang kendali pemerintahan juga hidupku telah terserang. Hal yang tak terduga karena pertahanannya selama ini begitu kokoh dan nyata, namun justru ambruk oleh hal kecil. Teremehkan tapi dia memiliki taring maya yang kebuasannya menduduki peringkat kedua. Hal mengejutkan aku dapatkan juga dari ratuku..

Terakhir,, ini mengenai perjalanan. Aku berusaha merencanakan arah kemana aku akan melangkah. Sekalipun terkesan awut-awutan, tapi percayalah, aku adalah seorang perencana terbaik yang pernah kamu kenal.
Untuk orang lain saja aku mampu merencanakan dengan sangat baik, apalagi untuk hal yang berkaitan dengan hidupku. Aku begitu baik menggambar petaku, denah kemana aku akan menuju.
Namun sebaik-baiknya perencana adalah Dia yang menciptaku. Dia  menggeser sedikit arah hidupku dengan mudahnya. Padahal baru beberapa hari lalu aku dengan pongah berkata aku tak akan mau ini itu. Dan begitu cepatnya Beliau menamparku dengan kata-kataku.. Kejutan ketiga namun bukan terakhir aku temukan dari masa depanku. Sedikit lagi aku harus memutuskan kemana arahku akan menuju..

Tak terlihat, namun ada. Mengawasimu dari balik rimbun daun, riak air, atau tipis udara. Ia membaca dan memberikan. Begitupun aku. Aku tak terasa juga tak teraba. Namun aku ada.

Karena hidup ini penuh dengan kotak kado berisi kejutan. Ambil satu persatu, terkejut, dan nikmatilah..

--
Di peraduanku..

No comments:

Post a Comment