Sunday, November 25, 2018

November 2018

November segera pergi dengan berjuta cerita yang tak tertulis. Semakin dekat dengan pertemuan dan kehilangan. Aku begitu sibuk dengan berjuta pasang mata yang memerhatikan dan sedikit berbisik membicarakan. Matanya nyalang sekali jadikan kristal fotik seperti spektrum cahaya. Mereka melihat dari perspektif masing-masing. 

Tanpa merasa tersulitkan, aku menjadi seorang yang baru setahun terakhir. Tiga bulan ini aku mengalami perubahan pesat. Terbetik rasa nyaman dan ketenangan. Aku menjadi lebih sabar.

Dalam kesabaran dan ketenangan, aku mencoba untuk dapat melihat lebih jauh. Menjadi pribadi penuh senyum dan lebih kuat. Dapat memberi lebih banyak dan jadi manfaat. Emosiku stabil, mudah mereda tanpa harus meledak. Aku menuju lebih hebat.

Senyum, Senyumku. Karena nyamanku pernah padamu, tak bisa kuhilangkan tapi bisa kureguk hingga tuntas. Sebentar cerita yang menjadi bahan merangkai kata, kamu mendewasakan dengan melihat kembali perjalanan kita yang tak pernah puas. Tersimpan memori untuk dipilah-pilah lagi. Jadi arsip tak berkesudahan menjadi bahan pikir juga laku tanpa perlu berlekas.

Aku berkaca dengan cara yang indah. Karena membolak-balik ingatan bukanlah hal mudah. Bila tenggelam maka akan habis sudah. Tinggal nama yang berakhir dengan sumpah serapah. 
Selamat pagi, Pagiku. Bahwa bertemu dan mengakhirimu adalah perpisahan mewah tanpa air mata tertumpah. Sampai berjumpa lagi punggung yang kurindu.

Kini, beberapa ribu kata masih harus kuselesaikan kembali. Tak mudah namun harus tetap gagah. Bagaimanapun, hidup tak lagi mudah. Tak lagi sesederhana dulu kala bangun siang dan tergagap karena laporan praktikum yang belum selesai.

Selamat berhari minggu, Pembaca abu-abu..

--
JNovember 2018


No comments:

Post a Comment