Wednesday, March 27, 2024

 Padahal pada akhirnya kita akan mati. Tak lama lagi. Hanya memudakan diri selalu jadi fana sementara mengisut kerut adalah pengingat berjalannya waktu yang begitu cepat. 

Monday, March 25, 2024

 Mengembali rasa dengan satu saja panggilan tak terjawab darimu. Mengenai hati tak ada yang tahu, karenanya ia adalah rahasia antara manusia dan Pemilik Rasa. Menjadi indah sebab tak terulang, sesekali melihat ke belakang nyatanya sudah terlalu banyak sungging senyum merekah, bukan sebab kuntum kuning dari toko depan rumah, tapi karena tak akan lagi terjalani waktu-waktu yang berlalu.

Perpisahan untuk kembali bertemu sewaktu, merupakan kala yang selalu kutunggu, dalam tulisan-tulisan sains yang kurapikan kembali demi meningkat prestasi, selalu ada rapalan nama diantara rindu menggebu. Mensuci diri sebab hanya pada jasad ini terterima segala alasan yang terbuat logika.

Pertanyaan manusia tak pernah berhenti, tatap seru mata bertemu, sudut tempat bersembunyi dari segala caci maki, hingga pandangan pada langit malam tak berujung tempat paling bisa menerima diri. Di balik awan kita tak bersuara, menjadi saksi bisu, menjadi lantunan lain yang akan kurapal bersamaan dengan segala cita terkejar sementara waktu tak berhenti berputar. 

Membuatku selalu memiliki lagi api, menjadikan aku ingin lebih baik lagi, berprestasi hanyalah batu loncatan untuk menemukan lagi kebebasan yang sudah lama kuberikan. Bahwa segala komentar adalah hak manusia untuk memberi, dan kepandaian mengatur rasa serta asa dalam reaksi, aku semakin pandai menahan diri.

Mari, bertemu lagi pada hawa dingin di luar negara ini.

--

 Ntah kapan lagi kita bertemu, dalam semu rendaan waktu terajut satu persatu.

Pendambaan indah yang tersungkur tenggelam makin jauh, ternikmati cinta, berjinjit-jinjit, betul kuingin jalani waktu dengan sangat pelan, merasakan tiap jengkal bungah rasa tak tergambar kata.

Namun, segala rasa hanya menjejakkan luka.

Bahwa sesungguhnya friksi waktu semakin cepat berlalu, tak beri ampun bagi pejuang berlumur darah, berbalas hanya perih yang tak terhingga.

Kurangkul segala nganga noda, sekalipun rasio berkata berat, namun rasa tak pernah mampu membodohi diri. atas segala kejujuran yang kurasakan sedasa ini. 

Menata lagi laju yang memelan, sangat pelan mendekati berhenti..

--

Tuesday, March 12, 2024

 Sudah pertengahan Maret saja. Tidak terasa guliran waktu memakan segala ego dan keinginan. Amanah bergerak laju tak terhentikan. Merasa bahwa tak berguna adalah ketidakgunaan. Menjadi diam dan terus mencoba dengan asa bersanjung tak henti menguatkan. Satu lagi capaian kecil yang menggerakkan terus ke arah tujuan. "Inilah proses.", Katanya. Mencampakkan semua yang menjadikan tak perlu masuk ke otak hanya terpantul di daun telinga. Biarlah terus membasi tak terpantau, aku ingin merasakan dinginnya dunia dalam hangat selimut tak bertuan.

Berjayalah, berjagalah. Membahana dunia lucu menjadikan satu dengan sandiwara topeng tak perlu tahu apa yang ada di belakangku.

Asal jangan pernah lupa, siapalah kita tanpa semua jubah itu.

--