Saturday, April 2, 2016

Dari seseorang yang patah hati.


Kamu boleh anggap aku sok tahu, atau mungkin tertawa melihatku jatuh kali ini. Tapi percayalah, perasaan ini bukan hal yang kamu mau rasakan kala kamu rasa bahagia.
Biarkan aku meracau sembari kau sangkal sedemikian rupa, toh pada akhirnya aku akan tuli terhadap perkataanmu..

Ntahlah, rasa ini begitu membingungkan, aku tak bisa terima kenyataan yang pelan menancap dalam rasa.
Sesak ya? Mungkin bajumu kesempitan, sudah saatnya ganti baju yang lebih nyaman dan bagus. Sabar, sebentar lagi pasti kau temukan baju baru yang membuat bahagia lagi.

Mungkin kali ini hatimu perlu kau letakkan sebentar, bukan karena kamu takut terbang tinggi. Tapi, tak lelahkan kamu terus-menerus menjahit dan menambal ulang tiap milimeter sobekan di hatimu? Yang setelah baik dan bisa dibumbungkan lagi, maka akan ada yang membidik untuk sekedar mencari puas.
Kasihan..

Puaskan dirimu dahulu, barulah cari cara membahagiakan orang lain.

Mata anak panahnya masih menancap, kubiarkan nanti membusuk, kucabut nanti mati.
Biarlah aku membesarkan paru-paruku sejenak, karena untuk bernapas saja sulit.

--

No comments:

Post a Comment