Thursday, February 7, 2019

Bicaraku di sudut langit

Malam tadi kita tak jadi bertemu, sebut saja itu konspirasi alam yang seringkali buatku termangu..
Mungkin kamu masih tenggelam dalam duniamu, terlihat asik mencari ntah apa yang kutak mengerti. Aku disini hanya mematung sembari memandangi gambar bergerak dimana ada aku kamu, membayangkan sembari mengagumi lekuk juga indah dirimu.

Aku tahu kamu sedang lelah hadapi dunia
Namun seringkali dunia tidak berjalan sesuai dengan rencana memang. Bahkan, ada sesuatu yang buatku harus terus menahan dan bersabar, bukan jadi aku yang dulu.
Sementara kamu rindukan masa begadang hingga pagi karena pekerjaan, aku merindukan rasanya bisa pulang dalam dekapan, diperhatikan dan diberi waktu. Kita memang lucu.

Kita berbeda, karena aku kamu tumbuh dalam ekosistem dan suasana yang berbeda pula.
Kita betul-betul sadar kita tak saling kenal, karena ketidaksengajaan yang disengaja sajalah yang buatku denganmu kini.
Tapi menyenangkan bukan?

Aku bukanlah aku yang biasa diam menunggu, tapi entahlah, kali ini aku hanya ingin tahu dimana batas kesabaranku terhadapmu. Batas yang sudah kubulatkan akan selalu kutambah kapasitasnya. Mengapa? Sudah jelas agar kamu merasa nyaman dengan aku.

Rindu ini membuncah sekalipun mungkin tak sampai padamu. Dada ini sesak karena penuh akan asa rasa yang mungkin tak terasa olehmu.

Di sudut langit malam ini, kutitip rindu untuk kau ambil esok pagi.
Selamat beristirahat dengan sisa kecup yang tak kau sadari kuberi, saat engkau pergi terlelap tadi.
Selamat malam menjelang pagi, Matahari.

--
J

No comments:

Post a Comment