Wednesday, February 22, 2023

Biru lalu langitmu

Hentakan nada memacu jantung, terbuang sudah gelisah lara yang tak perlu di kala bekerja.

Sedu sedan merekah seiring tatap bertemu, kita bukan tak sama, hanya saja tidak dapat padu.

Bermain watak sudah cukup, tak perlu hingga jadi dasamuka.

Berdendang mengena nada yang pernah saling kita tukar tanpa asa.

Mengerjap kembali semua ingin dan rindu.

Aku terengah-engah menemukan dirimu.

Seperti hela deru kuda berlari dengan sekuat tenaga, seperti itu pula aku jalani hidup.

Aku hanyalah pengecut yang mengaku-aku.

Tak lagi berencana menjadi sang pucuk di langit luas, cukup menjadi lebih baik dari aku yang kemarin hari.

Dengan segala perih dan keinginan untuk bangkit sekali lagi.

Aku ingin lagi melihat biru langit syahdu hanya dengan diri.

Memejam mata, menghirup udara sisa 

Di tengah keterpurukan ini, aku masih memiliki memori.

--

No comments:

Post a Comment