Walau berbahaya dan bisa berakibat hilang nyawa, kupikir hal itu sebanding dengan percik bahagia tiap aku lihat binar mata. Halus lembut laku, ketegasan kala tak suka, buatku kaku namun tak berat, persis seperti regukan tiap shot gin dan vodca.
Sekalipun tak diperbolehkan, dahaga ini betul ingin kupuaskan sekali lagi dengan bubuhkan asa di tiap diam dan lelahku. Mengisinya dengan pelbagai pengandaian dimana aku dan kamu bertemu lagi pada suatu garis waktu. Pada kala aku tenggelam dalam dekapmu. Tanpa pedih atau khawatir yang buat kita lupa dan kehilangan makna berduka.
Seperti kini, kala aku termenung sakau diselingi angin membisik, ‘Jangan ragu, diapun merindukanmu..’
Terima kasih, untuk segala cerita tertulis, rasa jadi arti, serta asa ternikmati. Aku selalu menantikan tatap sejukmu. Seperti janjimu kala itu, ‘kita pasti bakal bertemu lagi..’
—
‘Kelak kau kan menjalani hidupmu sendiri, seandainya kau tahu…’
No comments:
Post a Comment