Sunday, June 21, 2020

Masih teratur dan bisa kubuka kapanpun bersama pengabadi suasana.

Sebuah foto yang dikirim oleh seorang sahabat kala suka duka. sahabat yang menyebalkan dan selalu siap mendengar cerita. Kini kami sudah mendewasa ternyata, bersama segala kesibukan dunia, kesibukan mengisi hari dan kebutuhan. Tapi cerita kebodohan yang telah terbuat selalu asik dijadikan bahan tawa kala jumpa.

Dia mengirimkanku ini.



Di tengah kantuk aku merasa pilu.
Masih dengan aku.
Dan semua semangat di masa mudaku.

Kacamata hijau yang selalu kubangga karena menyisa cerita di suatu pesta.
Baju v-neck yang kalau kupakai disini pasti buat dicerca.
Celana yang kubeli bersama seorang pebasket Nantes yang kebetulan satu kota.
Sepatu yang hilang di masjid kala aku kerja.
Topi yang tertinggal di bus bandara.
Tas yang menjamur karena tak terawat.
Serta cardigan abu-abu di suatu tempat di Jakarta.

Aku yakin salah satu kebahagiaanku kala itu adalah karena beratku tak menyentuh 80 kilogram kurasa.

Indah dan masih tersimpan rapi. Bersama segala memori yang menguak tak tertahan. Sekecil ingin lagi melihat indahnya biru langit di Eropa.

Menua itu menyebalkan kata mereka di sekelilingku.
Tapi tidak bagiku.
Karena memori selalu hidup bersamaku.

--
Jati

No comments:

Post a Comment