Sunday, May 22, 2016

Diam

Kamu diam?
Tapi aku tahu kamu tidak..
Mungkin kamu hanya ingin mendiamkan.
Diam seraya mencari waktu sendiri dan berbincang dengan diri.

Atau mungkin kamu memang diam?
Mendiamkanku dan cengkrama dengan yang datang.
Kata mereka, intensitas waktu berkurang untuk seseorang akan berbanding terbalik jumlahnya dengan satu sosok yang lebih nyaman.
Mungkin bagimu aku bukan lagi yang paling mahal, jelas aku barang murahan.
Memang.

Diam?
Ini bukan kaliku pertama bertemu dendam.
Paling sebentar lagi diam, kamu lalu mulai cari yang namanya alasan.
Lalu membuka pintu, lantas keluar.
Berdiam, tanpa pamitan.

Aku menunggu dalam diam.
Menerka dan bersabar.
Aku tak terkejut bila kamu hilang, selamanya.
Sudah kodratnya kau yang baik segalanya, tak denganku yang bahkan tak tahu lebihnya apa.
Aku pasti ikhlaskan.

Aku biasa didiamkan.
Ditinggalkan.
Pasti kulepas, tak kutahan.
Dengan diam.
--

No comments:

Post a Comment