Saturday, May 21, 2016

Luruh aku

Aku benci kamu, dengan segala kelebihanmu..
Kamu cerdas, rajin, dan tak kalah penting, kamu mengambil hatiku.
Sayang, aku membencimu kala aku harus lewati detak jam hanya menunggu. Memerhatikan layar kosong, dengan hati penuh. Aku hampir mati.

Aku benci kamu, dengan segala kebaikanmu.
Kikikmu seraya menutup ulas senyum, membuatku kelu. Lama tak kulihat kamu, mungkin kamu sibuk dan berbahagia dalam penat (katamu).
Tapi tak apa, bahagiamu memang terpenting. Terbanglah sesukamu, bila ada sekelebat aku, siapa tahu kamu ingin kembali, aku disini. Selalu di sudut yang sama antara dua garis itu.
Bila ternyata kepakmu terlalu jauh dan buat kamu lupa, jangan hirau aku, karena kebebasan tak bisa dibayar mata uang manapun.

Aku benci kamu, dan jarak.
Antara pulau kita terbagi, Selat Sunda dan baling-baling pesawat. Mungkin ini lancang, tapi aku mau ada bandara dan pelabuhan di sekat jantungmu, jadi aku bisa kesana kapanpun aku mau. Tidur bersama degup yang membuatmu hidup. Aku ingin ada disitu.

Biarkan aku erat memelukmu, rindu.

--

No comments:

Post a Comment