Monday, July 8, 2019

Chapter I - Barat Prancis

Tersentak aku terbangun. 

Kulihat jam di pinggir tempat tidur. 'Sial! Telat!', aku memaki diri.

Kuambil ponsel, segera kukirim sebaris imessage pada kontak yang akhir-akhir ini selalu berada di tempat teratas.

'Boarding already?', singkat lalu kukirim. Kutunggu sebentar tapi hanya checklist satu. Pertanda pesanku tak sampai. Ada dua kemungkinan, ponselnya mati atau sudah berada dalam pesawat menuju tempatku.

Bangun dari tempat tidur, segera aku bersiap. Hari ini kotaku begitu dingin. Cerah, tapi dingin. Sudah mulai masuk musim semi tapi tetap saja aku harus pakai baju tebal dan jaket musim dingin demi menghangatkan badanku yang terbiasa dengan iklim tropis. 

Sungguh aku malas untuk keluar di hari libur karena kuliah sembari bekerja yang kulakukan saat ini. Namun, aku terlanjur janjikan untuk jemput orang asing hari ini di bandara. Biasanya kuhabiskan waktu di akhir pekan untuk bermalas atau (bila terpaksa) ke kantor untuk selesaikan pekerjaan yang masih dan akan selalu menumpuk itu.

Perjalanan dari apartemenku ke bandara tak terlalu jauh sebetulnya. Tapi aku harus menggunakan bus dan berpindah satu koridor. 

Masalahnya ini akhir pekan, dimana frekuensi bus akan berkurang. Ditambah jadwal bus menuju bandara tidak tersedia hingga larut malam. Pada hari kerja, kendaraan umum akan ada hingga tengah malam, namun di akhir pekan hanya beroperasi hingga pukul sembilan malam saja. Terlebih untuk ke bandara, hanya tersedia sampai pukul 5 petang. Aneh kan?

Baiklah, aku keluar dulu. Bukan waktunya untuk mengeluh terus.

Sebelum keluar aku melirik sedikit jadwal bus yang kuletak di lemari baju. Memastikan aku tak ketinggalan dan harus keluar lebih mahal untuk sekedar jemput teman yang belum kukenal.

Baiklah, sudah sedikit mepet, kusiapkan badan untuk berlari sedikit kejar agar tak tertinggal. Kutarik nafas sedikit dalam, kubuka pintu apartemen, dan serta merta dingin menyeruak.

Aku berangkat.

--

No comments:

Post a Comment