Friday, October 30, 2015

Kepadamu, Perempuan bukit bintang

Hai perempuan bukit bintang, ini mungkin terakhir kalinya aku menulis tentangmu, yang mungkin bukan terakhir kalinya aku terbawa perasaan akanmu.
Kamu ingat kupu-kupu yang pernah aku ceritakan dia dengan sesukanya terbang kesana kemari di dalam perutku ketika bersamamu? Dia kini menuju mati, tak mampu lagi mengepak karena energinya telah habis. Hasil metamorfosa si ulat yang bertapa dan menjadi sosok baru dengan sepasang sayap kini tak lagi indah karena termakan oleh waktu. Dia kini sekarat karena tak lagi ada kuntum bunga untuk dihisap sari.

Dua tahun lalu aku mengatakan satu hal yang masih ingin kutepati hingga hari ini. Tapi entah, garis waktu menamparku dengan nyata yang bertolak belakang dengan asa. Rencana besarku untuk mengangkat sauh dan mengajakmu berlayar lebih jauh tertohok ketika melihatmu telah berada di perahu lain dengan layar terkembang, siap mengarung berhadap badai apapun itu, dengan lukisan senyum ada di wajahmu.

Hei, masih tergambar jelas di benakku bagaimana nyala cahaya kota disertai angin dan rintik hujan dari ketinggian kita nikmati, ketika aku jatuh hati padamu dengan sembunyi. Aku tahu diri, aku bukan tak berani, aku hanya tak ingin menyalahi arti sebuah janji. Karena meski aku tak pernah lupa apa yang kita sepakati sebelum aku menempuh seperempat bumi, tetap aku tak akan bisa memintamu menemani, ketika kamu tak lagi sendiri.

Bukan, bukan aku lupa, tapi entah perjalanan ini seperti tak memberi aku kesempatan untuk menemuimu yang tak terikat. Kamu harus tahu itu.

Sesaat sebelum hujan, kala itu kamu berkata, 'liat deh, ujannya jalan..'
Perempuan bukit bintang, berjanjilah untuk selalu bahagia. Karena selalu terselip harap dan doa demi seulas lengkung bibir serta cerah parasmu.

Dan perempuan bukit bintang, berjanjilah untuk selalu menjadi diri. Karena aku melepas bukan untuk lari, tapi untuk menerima.

Selamat menempuh kehidupan baru, kau tahu pasti, aku ingin bahagia dalam bahagiamu.

--
'Dan pas km pulang, km kayaknya lupa sama janji itu', boleh kukembalikan kata kata ini padamu?

No comments:

Post a Comment