Monday, September 7, 2015

draft lama rasa baru

Bila ternyata aku suka kamu, itu bukan masalah, 'kan? Aku yang menjadi sulit lepas dari ponsel, atau sekedar menahan diri untuk tidak melihat profilmu. Aku menjadi tidak waras.
Sial!
Mengenai rindu, sedikit yang membicarakan.
Tak akan berguna membicarakan rindu. Selain pelaku, siapa yang tahu kadar rindu sesuatu?
Mengenai rindu, banyak yang merasakan, lebih banyak yang membiarkan.
Rindu itu seperti kamu, morfin bagiku. Mampu memberi ketenangan namun melemahkan di saat yang sama.


--

Ingatkah kamu, awal kita bertemu, karena buku catatanmu yang hilang, disaat yang sama aku berkesempatan menemanimu mencari catatan baru? Ternyata bukan hanya catatan barumu saja yang kita dapat, namun juga cerita baru, cerita yang singkat, sangat singkat bila dihitung berdasar dimensi waktu, yang terasa segar terputar kembali karena ketidaksengajaanku memutar sebuah lagu.

Perjalanan dua puluh jam hanyalah satu dari banyak kenangan akan kamu, bagaimana kita melewati jalan dalam lengangnya utara Jawa hingga hiruk pikuk ibukota menuju kota kelahiranku, atau sekedar duduk di bukit melihat kerlip bintang di pemukiman kota.

Aku membencimu, bahkan dari awal kita bertemu, segalanya yang dipaksakan, bahkan terkesan melawan alam, bangun di malam hari dengan suhu minus sepuluh satu hanya untuk mengucapkan, 'selamat pagi.' padamu. Keterpaksaan yang terindu, bukan untuk aku jalani kembali, hanya aku senang membayangkan bahagia bodohnya aku. Tak apa, bukan?

--


Kini aku jatuh hati lagi, jauh lebih cepat dibanding ketika aku coba menghentikannya.
Mungkinkah, kamu?

--
_'i still drown in your love, and drink till i'm drunk, and all that i've done, is it ever enough?'
PS. Ini draft (dan/atau rasa) lama
PPS. Menulis memang lebih menarik dibanding pekerjaan kantor
PPPS. Mahasiswa barunya unyu unyu!

No comments:

Post a Comment