Sunday, January 24, 2016

Bahak

Dan hujanpun turun.
Menyapa khalayak ramai beradu rindu, mempertajam insting serta kecamuk rasa.

Rintikmu yang disertai bahak langit, seolah meleceh manusia yang masih saja terkungkung dalam gejolak asa.

Kasihan, padahal dia hanya tidak tahu kemana harus berjalan atau kepada siapa harus bersandar.
Mencurah..

Batas titik kering pada basah yang kamu titipkan pada sekecap rindu masa lapang, bahagia yang terlewat.

'Kamu kenapa?', sekalipun ingin pertanyaan itu, dia tak tahu harus menjawab apa. Dia terkurung, antara malu dan tak tahu..

Seraya mengintip kasa. Kulihatnya, lalu lirih aku bersuara, 'logam amalgam, jawab aku..'
Semua diam, bisu, memalingkan muka. Sementara muka ini masih terlihat kebingungan.

Impulsif, atau pikiran berloncatan. Tak beraturan. Schizophrenia, mungkin.

--
'Jangan-jangan kamu kaya pasienku..'

No comments:

Post a Comment