Sunday, January 31, 2016

Raindrops

Mungkin, ini akan terasa berat, hingga kamu tak mampu menahannya.
Ya, kamu tahu pasti akan itu.
Setengah berbisik, berujar pelan padaku, 'Rasa seringkali menyakiti..'

Dingin disertai mendung di balik pembatasku dengan rintik air.
Basanya seperti biasa, menyeruak mengacaukan pertahanan logika, membumbunglah rasa.
Aku tertegun.
Kemudian, aku bertanya pada Tuhanku mengenai keyakinan. Bila aku harus yakin pada Tuhanku, bagaimana caraku meyakini rencanaNya kali ini? Saat Dia pertemukanku pada sesuatu yang beda?



Aku tertohok.
Saat sadari kita hanya berjarak rumah ibadah, jarak terjauh yang bisa kita temui.
Padahal, Tuhan telah menciptakanmu demikian indahnya, yang makin aku selami, makin aku dalam terbuai. Akupun tak berdaya menolak rasa.
Apakah mungkin, Ia akan marah bila kuteruskan?

Haruskah aku terus nikmati rasa, untuk lewati satu persatu malam kita. Sembari bertanya atau menerka apa yang mungkin terjadi ketika esok aku membuka mata.
Sudahlah, yang penting adalah aku masih denganmu saat ini. Sementara biar kukesampingkan dahulu pemikiranku. Tak bisa kupungkiri aku bahagia.

Atau, justru kata 'kita' kulewatkan saja tanpa peduli, toh masih banyak yang harus kulakukan, mengejar mimpi, mencari tahu apa rencanaNya saat hari berganti.
Namun bila memang direncanakan seperti itu, bagaimana denganmu? Akankah kau kecewa, lalu membenciku?

Hei, coba tanyakan Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umatNya mencintai hambaNya?
Sudah, itu saja..

--
Toh, aku tak peduli.

No comments:

Post a Comment