Tuesday, August 1, 2017

Tidur siang.

Mengantuk sayup aku mendengar rupamu.
Suara keributan di ujung halusinasi mencari waktu yang baru.
Trenyuh.
Nyata waktu berlari dengan tak pandang bulu, berlalu.

Masih dengan kantuk aku berpikir keras, apa upaya yang akan aku buat hari ini.
Senandung adzan telah kulewatkan, lagi.
Bila semua lalu, segera aku mati.
Mencerahlah, jangan muram, nanti kau bawa hati.

Padamu yang mungkin hari ini tak secerah kemarin.
Masih ada waktu yang harus ditempa untuk diraih, dititi.
Jangan muram hanya karena hati yang berpaling pada yang lain.
Masih banyak janji bahagia atas sedih yang kau jalani, kau jajaki kini.

Bukan janji berdasar kalam manusia, tapi Dia sang Maha Berencana.
Akan ada hadiah setelah kau berhasil lewat ujian dariNya.

Mencari arti, itu hakikat mimpi.
Membuat nyata angan yang tinggi.

Bukan pada hati, tapi pada janji untuk waktu yang lebih baik.
Nanti..

Toh, ini hanyalah ujian kenaikan kelas.
Bukan ujian atas ditariknya nyawamu dari badan yang tak akan berbekas.

--

No comments:

Post a Comment