Friday, August 3, 2018

:)

Satu dering berbunyi. Tertulis nama yang cipta seulas senyumku,

Bercerita banyak kita malam ini. Mengenai kesibukan masing-masing. Mengenai bagaimana kita menjalani hidup disana, disini. Hiruk pikukmu, rutinitas harianku. Obrolan ini mengalir bebas begitu alami. Selalu terisi dengan senyum dan terselip canda khas tak direncanai. Ah, akhirnya aku tetap saja kau sindir kembali..

Terlalu larut memang untuk memulai pembicaraan. Tapi, tak pernah terlalu pagi bagi kita untuk meneruskan cerita. Urusan kerja? Itu urusan nanti, karena bercerita denganmu adalah hal yang mungkin akan jarang kudapati lagi.

Kita tak lagi sesederhana dulu. Sebebas tanya lokasi lalu datangi bila bosan lalu jalan habiskan malam hingga pagi. Semudah saling isi ketika suntuk tugas kuliah menghampiri. Kita tak lagi satu frekuensi.

Sudah bertahun lalu terakhir kita habiskan waktu bertemu untuk liburan bersama. Bagaimanapun, aku tak akan pernah lupa bagaimana raut muka penawar rindu penat di masa muda.

Satu hal yang kusadari mengenai kamu. Kamu bukan sosok yg kukenal dulu. Kamu seorang dewasa kini dengan segala logika juga rasa milikmu.

Ah, Aku selalu bersyukur diperkenalkan sosok itu.

Sebungkus nasi padang jadi energi yang cukup menyalakan mataku. Lebih dari itu, sekelumit obrolan hangat ternyata mampu cairkan hati yang beku.

Atas obrolan di malam menuju pagi ini, aku menemukan seberkas kedekatan hati yang terenggut sibuk mencari materi.

Aku rindu kota itu, juga kamu.

Malam ini, aku merasa muda lagi..

--
Ps.

No comments:

Post a Comment