Wednesday, February 3, 2016

Rapuh.

Kubersimpuh sekali lagi, karena pagi ini terlalu penuh untuk kulalui. Kutahan bening penyebab kabur pandangan, hati ini sedang lunak-lunaknya mungkin. Aku kehabisan kata, rumit.


Bertengadah aku bercerita.

Tuhan, bila memang subtitusi bahagia Kau perbolehkan, maka gantilah setiap titik sedihnya dengan kebahagiaan yang aku miliki. Tukarkan saja tiap detik lelah juga sakitnya dengan kesehatan dan kekuatan yang aku punya. Biar aku yang menanggung perih dan deritanya, aku siap!

Tuhan, bila memang hari ini Engkau memberikan padaku satu jatah doa untuk Kau kabulkan, maka mohon Kau berikan padanya kemurahan senantiasa, kebahagiaan tak berbatas. Isi harinya dengan spektrum warna tak terhingga, jaga ulas senyumnya selamanya. Beri dan penuhi segala harapan terbaik untuknya, jangan pernah buat ia merasa kecewa.

Karena bisa saja aku tak selalu mampu membuatnya ceria.

Mungkin, hari ini bukanlah hari yang paling membahagiakanmu. Atau bukan hari dimana kamu merasa bisa raih apapun.
Namun, yang perlu kau tahu, aku tak pernah ingin satu haripun dalam perjalanan hidupmu ternoda tetes air mata, atau kesedihan sekecil apapun.
Cukup aku yang menanggungnya, engkau jalani saja harimu seperti biasa, dengan senyum yang selalu mampu buatku bersemangat kembali.
Biar aku saja yang menerima beban, engkau isilah waktumu dengan bahagia, seraya memberi teduh tatap yang membuat semua masalah tak seberapa, kukira.

Karena aku tahu, engkau makhluk berhati lembut dan penuh kasih. Maka, jangan pernah berhenti membagi cerah pada sekelilingmu. Persis seperti apa yang aku rasa ketika aku denganmu.

Seperti kupu-kupu yang kau biarkan bebas berkeliaran di perutku, tiap aku bersamamu.

--
Selamat menjalani hari, penyemangatku, penawar rindu. :)

No comments:

Post a Comment