Tuesday, July 31, 2018

Lelaki itu

Malam ini kulihat air matanya tumpah lagi. Dia dengan segala kekuatan fisik ternyata begitu rapuh tak lagi kuat topang lara hati. Tawanya yang tulus ternyata menyimpan sedih sendiri. Candanya nyatanya tak mampu bohongi. Maaf, karena aku ternyata mati.

Iya.
Mati.

Aku malu. Karena aku terlalu beku. Begitu kaku dan terpaku. Tak peduli pada mereka yang begitu butuh aku. Mereka dengan senyum khas yang mencariku selalu. Bertanya kala sedikit saja tertekuk muka menahan pilu.

Sementara aku? Begitu sibuk membuang energi pada kanal tak jelas yang tak seberapa menghargaiku.

Maaf, karena aku mati.
Aku pasti perbaiki, nanti.

Hari ini, banyak cerita kujalani. Peluh keluh menyatu ingin kubagi mengenai bagaimana waktu kulewati. Tapi sudahlah baiknya kusimpan saja sendiri. Karena tembok putih ini lebih setia mendengar ceritaku sembari menahan letih sedari pagi.

Sedih bahagia suka duka.
Tuhan, paket hidupmu begitu lengkap sekalipun sederhana..
Atas mereka yang begitu butuh aku dan kubutuhkan, terima kasih.
Aku bersyukur atas warna hati hari ini..

--

No comments:

Post a Comment