Thursday, May 11, 2017

Pinastika

Sebut aku munafik, mengharap namun tak mungkin memiliki.
Tak seharusnya lelaki berair mata, bila terjadi, tak pantaslah ia untuk jadi tempat bersandar wanitanya.
Tapi ternyata separah ini..
Sial..

Aku bukan lelaki yang mudah percaya dengan ajakan manis ini itu, apalagi yakin dengan sosok wanita..
Bagiku hubungan yang dilabeli 'serius' hanya akan merusak fokus bangun masa depan.
Mengubah perspektif dan buat waktu terbuang untuk satu sosok yang belum jelas akan jadi apa.
Aku lebih disuka disebut penyendiri dan cerita semua masalah pada tembok putih diam.
Toh, orang tak akan perduli soal aku hari ini makan atau tidak, bahagia atau tidak, lebih baik aku bungkam.

Namun nyatanya..
Pertahanan yang aku bangun sedari lama agar tak jatuh hati termasuk denganmu akhirnya runtuh untuk kau susupi.
Kau usap perlahan hati, kau masuki, dan kau penuhi dengan cerita, angan, dan mimpi.
Hingga aku tak awas dengan kemungkinan akan dirimu pergi.
Dan akupun jatuh terlalu dalam, percaya akan pondasi yang kita bangun kini.

Jadikanmu bagian dari dunia penyendiriku, bahkan kutitipkan harapan padamu.
Jadikanmu semangat untuk membangun waktu yang lebih baik nanti, tak susah seperti sekarang ini.

Tapi,
Aku terlalu lama berhangat dengan angan, lupa ada dingin yang siap menusuk harapan.
Aku terlalu larut bahwa mimpi kita sama, yang tetiba saja kau datang bawa realita soal beda.

Pesanmu yang terakhir, 'aku bahagia, dulu..'
Berbahagialah, selalu..

foto yang tak kubagi, karena dokumen pribadi.
img src: dokumen


--
'if it's love, it doesn't hurt, right?'

No comments:

Post a Comment