Tuesday, June 17, 2014

Teruntuk kamu, calon istriku..

Kepadamu yang kusayangi, calon istriku..
Bagaimana kabarmu? Mungkin saat ini kamu masih dalam kebingunganmu, menentukan apakah benar akulah satu untukmu dalam sisa hidupmu?

Calon istriku,, akupun begitu.. dalam kebimbangan yang maha ketika aku memikirkanmu,, sebelum memutuskan apakah aku siap menjadi yang bertanggung jawab akanmu? Yang selalu ada dalam setiap malam untuk menjagamu, juga selalu menjadi yang pertama mengucapkan selamat pagi sembari mengecup lembut keningmu di tiap pagimu..

Namun segera hilang ragu itu ketika aku telah memutuskan untuk memilihmu sebagai calon istriku..

Kepadamu yang aku kagumi, calon istriku..
Aku tahu, banyak yang menginginkanmu, karena senyummu, kecerdasanmu, elok parasmu, juga segala yang kamu miliki.. namun akupun tahu, akulah pemenangmu, yang akan selalu kau percayai nantinya dan kau inginkan untuk selalu ada disisimu.. dan aku pasti akan membusungkan dada seraya tersenyum  bangga ketika melihat barisan pengagummu yang berderet itu. karena aku tahu, akulah yang terbaik yang kamu pilih!

Dan nanti ketika aku mengisi hari bersamamu,, mungkin akan timbul rasa cemburu darimu karena banyaknya wanita yang mendekatiku. Bagaimana tidak? Karenamulah aku akan terlihat semakin hari semakin tampan hingga aku mati. Namun tenanglah, karena pria tampan ini pasti akan selalu kembali juga setia padamu.. bukan wanita yang hanya menginginkan ketampananku. Ah mereka hanya tak tahu betapa cantiknya calon istriku ini.

Kepadamu yang aku kasihi, calon istriku..
Aku tahu betapa keras kepalanya dirimu, namun apakah kamu siap menerima satu perubahan kecil dalam hidupmu, hal kecil yang berarti besar bagiku. Bukan status atau siapa pasanganmu, ah itu terlalu mainstream yang semua orang juga tahu! Bukan itu melainkan hanya satu hal kecil,, yaitu mengganti sebutanmu dengan namaku. Yaa, apapun sebutanmu dulu akan tergantikan dengan namaku, ntah ibu Cipta atau mungkin nyonya Jati. Dan aku pasti akan dengan senang hati berbagi nama denganmu.. kurangi sedikit keras kepalamu dan terimalah namaku sebagai pengganti sebutanmu.. 

Dan tunggu saja ketika nanti namamu akan kembali berubah dengan sebutan nama juga panggilan terkasih dari anak anakku, anak anak kita..

Kepadamu yang aku cintai, calon istriku..
Mungkin sebelum bertemu denganku, kamu terbiasa sendiri, menikmati waktu, dan hanya bertanggung jawab atas dirimu sendiri.. kamu begitu mandiri.. Namun mulai sekarang, biarkanlah lelaki ini yang bertanggung jawab akanmu, mulai dari nafkah, ketenangan bathin, juga apapun yang terjadi padamu. Percayakan aku untuk menjadi penanggung jawab sekaligus pemimpinmu mulai saat ini..

Aku sadar, bahwa tanggung jawabkupun akan semakin besar dan banyak, karena bukan hanya kamu yang akan aku pertanggungjawabkan, melainkan juga keluargaku, keluargamu, dan pastinya keluarga kecil kita beserta anak anak kita nanti. Dan akupun menyadari, aku adalah pria tepat yang kamu pilih untuk mengemban amanah itu, yang tanpa henti akan berusaha untuk menjaga nama baik aku, kamu, dan keluarga kita..

Teruntuk kamu, calon istriku..
Kamu bagiku..
Adalah jawaban yg aku cari selama ini.
Adalah tempatku berhenti berlari untuk berlabuh dari perburuan ini.
Adalah rumah tempatku pulang setiap hari..
Adalah sudut ternyaman untukku bersandar dari penat yang menghampiri.
Adalah satu bagian dari tulang rusukku yang hilang dan kutemukan kini..

Dan kamu,, adalah calon istriku,,
Ah bukan..
Karena sudah seharusnya aku menyebutmu, 'istriku'..

--
Stuttgart-Paris, di dalam TGV ketika malam menuju temaram, aku mengandaikan sosok jodohku nanti..
PS. Suatu saat nanti akan aku bacakan langsung surat ini untukmu, calon istriku.. :)




Pemandangan sore ini, rindu, juga imajinasi menggebu, sumber foto : kamera hape

No comments:

Post a Comment