Friday, June 2, 2017

Halo, pewarna hari.
Aku sedang di udara, menuju Malang.
Kali ini bukan murni perjalanan bisnis memang, aku hendak menemui ibu dan anakku.
Oiya, urusan bisnis sudah kubagi dengan penanggung jawabnya kok, jadi tabungan mahar kita kupastikan terkumpul tepat waktu.
Sesuai janji, tahun depan, kan?

Sayang, sedang apa disana?
Sibukkah kamu mengurus waktu?
Berpuasakah hari ini?
Maaf akhir-akhir ini aku sering tak punya waktu.
Ah maaf, aku lagi-lagi beralasan, aku mungkin terlalu sibuk bekerja.
Tujuannya masih sama, agar bisa segera kita nikmati rasanya hidup bersama.
Kamu bersabar sedikit lagi ya, percayalah ini untuk kita.
Walaupun sering kubilang dengan angkuh, 'Aku sedang membangun masa depanku.'
Yang mungkin buatmu bertanya dirimu adakah di masa depan itu.

Aku tahu aku hanyalah sesosok keras kepala disertai ego luar biasa.
Tapi yakinlah, bila nanti kamu menjadi pendampingku, maka kesetiaan, perlindungan, dan pelayanan dariku untukmu adalah garansiku seumur hidup.
Aku akan menjadi pasangan, sahabat, pemimpin, serta kakak terbaikmu.
Yang penting setialah satu shaf di belakangku, simak aku yang sedang mengaji sekalipun kurang merdu, dan saling mengasihi sekalipun dalam ketiadaan.

Hidupku, ada hal yang ingin kusampaikan padamu, mengenai masa laluku.
Kegundahan yang belum pernah kubagi satu kalipun, kecuali dengan Allahku.
Tapi mungkin tidak disini, aku khawatir suratku kali ini ada yang baca selain kamu. Hehe.
Mungkin nanti kusampaikan kala bertemu.

Disertai gebu, aku rindu dekapanmu.
Semoga kita segera bertemu.
Aku mencintaimu sepenuh hati, kamu tahu itu kan?

--
2 Juni 2017, 13.54, kabin pesawat antara Cengkareng dan Malang.

No comments:

Post a Comment